KOMPAS.com - Rusia hingga saat ini masih dianggap sebagai salah satu negara terbesar di dunia. Bahkan, sejak Perang Dunia II berakhir, Rusia yang saat itu masih tergabung dalam Uni Soviet menjadi negara adikuasa selain Amerika Serikat.
Tak heran jika pemimpin Uni Soviet hingga Rusia dikenal sebagai sosok yang tegas, kuat, bahkan kerap dianggap sebagai pemimpin diktator.
Namun, butuh perjuangan keras untuk menjadi seorang pemimpin Rusia atau Uni Soviet. Mereka perlu membuktikan diri untuk memperlihatkan kewibawaan di hadapan rakyat, bahkan sejak belum menjabat.
Para pemimpin Uni Soviet dan Rusia ini berjuang mengasah kemampuannya sejak menjadi kader partai hingga menduduki jabatan tertentu, atau ketika menjalani prosesi non-birokrat.
Berikut adalah pekerjaan penguasa Uni Soviet dan Rusia sebelum berada di pucuk kepemimpinan:
Ketika masih muda, Lenin bekerja sebagai sisten pengacara di kota Samara. Saat itu, Lenin menjadi penganut Marxisme dan menangani berbagai kasus selama dua tahun.
Pemikirannya ketika itu adalah untuk melindungi seseorang dari para penjahat.
Sebagai seorang pengacara, ia tidak pernah memenangkan kasus, tetapi kadang-kadang berhasil menurunkan hukuman untuk klien atas kejahatan yang dilakukan karena ceroboh.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kembalinya Lenin dari Pengasingan
Dia dikeluarkan dari sekolah pendeta pada 1899 karena menghadiri beberapa ujian yang sedang dilaksanakan.
Selain itu, Stalin juga memiliki sisi lain yakni menulis puisi yang melankolis tentang tema-tema alam dan tanah kelahirannya di Georgia.
Namun, Stalin tetap dikenal sebagai pemimpin dunia yang kejam.
Khrushchev memulai kariernya sebagai penambang di Yuzovka (sekarang Donetsk, Ukraina). Pada waktu itu Yuzovka dikenal sebagai kawasan Wild West-nya Rusia. Ribuan orang miskin mengadu nasib ke sana dan berharap mendapatkan kesejahteraan.