Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpilih Jadi Presiden El Salvador, Mampukah Bukele Usir Geng Kriminal?

Kompas.com - 04/02/2019, 17:23 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

SAN SALVADOR, KOMPAS.com - Penduduk El Salvador pada Minggu (3/2/2019) memilih Nayip Bukele sebagai pemimpin baru dalam pemilu presiden.

Bukele merupakan mantan wali kota San Salvador yang terkenal. Terpilihnya pria berusia 37 tahun itu sekaligus mengakhiri dominasi kekuasaan selama hampir 30 tahun dari dua prtai terbesar negara itu.

Mahkamah Pemilihan Umum (TSE) mencatat Bukele menang dengan pencapaian 53,78 persen suara.

Baca juga: El Salvador Bantah Minta Uang ke Taiwan Sebelum Putus Diplomatik

Dia berasal dari partai Aliansi Besar untuk Persatuan Nasional (GANA) yang konservatif. Dengan mengenakan celana jins dan jake kulit, dia merayakan kemenangan dengan para pendukungnya di Plaza Morazan.

"Ini merupakan kemenangan bagi rakyat El Salvador. hari ini, kami menang dengan putaran perama dan kami mencetak sejarah," ucapnya.

Lawan Bukele, Carlos Calleja dan Hugo Martinez dari dua partai terbesar negara itu dengan cepat mengakui kemenangan itu.

Bukele berjanji untuk meningkatkan investasi di bidang pendidikan dan memerangi korupsi.

Namun tak kalah pentingnya, dia juga harus menuntaskan iklim negara yang dirusak oleh rasa tidak aman akibat kekerasan oleh geng kriminal.

"Sungguh menakutkan untuk keluar sendirian di jalan, kalian tidak pernah tahu apa yang akan terjadi," ujar seorang pemilih pemula, Gabriela Solorzano.

Dia mengatakan, kakak laki-lakinya terus memegang tangannya menuju tempat pemungutan suara di Mejicanos, area yang kuat dikuasai oleh kelompok kriminal.

Menurut pihak berwenang, kekerasan geng merupakan sumber bagi sebagian besar dari 3.340 pembunuhan pada tahun lalu yang dilaporkan.

Kelompok kriminal di negara itu diyakini memiliki 70.000 anggota, dengan 17.000 orang di antaranya sudah berada di balik jeruji besi.

"Presiden baru harus menawarkan solusi keamanan yang berani," ucap Carlos Carcach, analis dan profesor di Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis di El Salvador, mengatakan kepada AFP.

Di masa lalu, pemerintah sayap kanan memilih penindasan atau negosiasi rahasia dengan geng.

Sementara itu di bawah Mauricio Funes yang berkuasa pada 2009-2014, ada gencatan senjata antara dua geng utama negara yang sementara waktu berhasil mengurangi pembunuhan.

Di samping kekerasan, tugas lain yang harus diselesaikan Bukele adalah mengurangi jumlah imigran ilegal ke Amerika Serikat.

Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump mengancam akan memangkas bantuan jika aliran migran asal Amerika Tengah tidak terbendnung.

Selama beberapa bulan terakhir 2018, lebih dari 3.000 warga El Salvador bergabung dengan karavan migran berbaris menuju AS.

Mereka melarikan diri dari kekerasan geng dan kurangnya kesempatan kerja di negara asalnya.

Selain mengatasi kekhawatiran penduduk soal keamanan negara, Bukele juga punya PR besar terkait ekonomi.

Baca juga: El Salvador Umumkan Pemutusan Hubungan Diplomatik dengan Taiwan

Meski pertumbuhan ekonomi tumbuh 2,6 persen pada 2018, yang kenaikan terbesar dalam lima tahun, prestasi itu tidak cukup menutupi permintaan akan lapangan kerja baru.

Bukele harus menyulap kebutuhan untuk menaikkan pajak guna menutupi utang luar negeri lebih dari 9,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 132,6 triliun.

Di sisi lain, upah minimum sebesar 300 dollar AS atau Rp 4,1 juta per bulan hampir tidak cukup untuk membeli kebutuhan pangan.

Sebagai informasi, lebih dari 30 persen dari 6,6 juta penduduk El Salvador hidup di bawah garis kemiskinan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com