Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah di Balik Tradisi Pohon Natal.....

Kompas.com - 25/12/2018, 14:26 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Viking yang berada di Skandinavia berpikir bahwa tanaman hijau adalah tanaman khusus dewa matahari, Balder.

Baca juga: Sembunyikan Sapu hingga Bersepatu Roda, Ini 6 Tradisi Unik Natal Dunia

Jerman sebagai pelopor

Jerman dikenal sebagai negara yang memulai tradisi pohon Natal seperti yang kita ketahui saat ini, sejak pada abad ke-16. Hal ini terjadi seperti ketika umat Nasrani membawa pohon-pohon hias ke rumah mereka.

Beberapa orang membangun pernak-pernik Natal dari kayu dan mendekorasi mereka dengan lilin. Ini adalah keyakinan yang dipegang luas oleh Martin Luther, reformator Protestan abad ke-16, orang pertama menambahkan lilin menyala ke pohon.

Ketika itu dirinya berjalan menuju rumah pada suatu malam musim dingin dan menyusun naskah untuk acara jemaahnya.

Dia terpesona oleh warna-warni bintang-bintang yang berkelap-kelip di tengah-tengah pepohonan. Setelah itu dia mendirikan sebatang pohon di ruang utama dan menyambungkan cabang-cabangnya dengan lilin-lilin yang menyala.

Berkembang ke negara lain

Sebagian besar orang Amerika abad ke-19 menganggap pohon Natal sebagai sesuatu yang berbeda. Kehadiran pohon Natal di Amerika berdasarkan para imigran dari Jerman di Pennsylvania. Oleh karena itu, tradisi ini mulai digunakan ke berbagai tempat.

Sebenarnya, permukiman Jerman di Pennsylvania memiliki pohon-pohon masyarakat pada awal 1747. Namun, pada akhir tahun 1840-an, pohon Natal dilihat sebagai simbol pagan dan tidak diterima oleh kebanyakan orang Amerika Serikat.

Tidak mengherankan bahwa seperti banyak kebiasaan Natal lainnya yang meriah, pohon itu diadopsi sangat terlambat di Amerika.

Namun, pada awal abad ke-20, orang Amerika menghias pohon mereka terutama dengan hiasan buatan sendiri. Sementara keturunan Jerman-Amerika terus menggunakan apel, kacang, dan kue marzipan. Popcorn ikut digunakan setelah dicelup warna-warna cerah.

Bagi kaum puritan Inggris Baru, Natal adalah sakral. Menurut pendapat kelompok ini, Natal tak boleh dipadukan dengan unsur-unsur lain. Namun, ketika ketika gelombang imigran Jerman dan Irlandia meruntuhkan warisan puritan dan tradisi pohon Natal sampai juga di Inggris.

Pada 1846, para bangsawan populer, Ratu Victoria dan Pangeran Albert, digambarkan dalam ilustrasi berdiri bersama anak-anak mereka di sekitar pohon Natal.

Tidak seperti keluarga kerajaan sebelumnya, Victoria sangat populer dengan rakyatnya. Hal ini membuat tradisi Natal dengan pohon hijau mulai diterima mudah oleh masyarakat Inggris.

Pada 1890-an, hiasan Natal tiba dari Jerman dan popularitas pohon Natal sedang meningkat di sekitar AS. Telah dicatat bahwa orang Eropa menggunakan pohon kecil setinggi sekitar 1,2 meter. Orang Amerika menyukai pohon Natal yang tinggi.

Listrik kemudian memungkinkan pohon Natal dihiasi lampu. Ini memungkinkan pohon Natal menyala dan kerlap-kerlip selama berhari-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com