Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Penari dan Agen Spionase Mata Hari Dieksekusi

Kompas.com - 15/10/2018, 10:39 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 101 tahun yang lalu, tepatnya pada 15 Oktober 1917, seorang perempuan bernama Margaretha Geertruida Zelle atau lebih dikenal dengan Mata Hari dihukum mati pihak Sekutu dalam Perang Dunia I.

Mata Hari diketahui menjadi agen spionase Jerman selama Perang Dunia 1 bergulir.

Sebagai seorang penari yang berpindah-pindah lokasi menjadikan Jerman tertarik kepadanya.

Selain itu, seorang penari eksotik pasti memiliki hubungan yang luas dengan berbagai orang. Inilah yang menjadikan alasan Jerman menggunakan jasanya.

Pernah di Indonesia

Mata Hari lahir dari pasangan Adam Zell dan Antje van der Meulen yag merupakan pasangan yang sukses dalam bidang perminyakan. Dia lahir di Leeuwarden, Friesland, Belanda pada 7 Agustus 1876.

Karena berasal dari keluarga kaya, kehidupan awalnya begitu mewah. Seluruh kebutuhan yang dia inginkan bisa didapatkan dengan mudah.

Namun, kebangkrutan usaha keluarga menjadi sebuah pertanda tak baik. Ditambah lagi, ayah dan ibunya mengakiri janji sucinya.

Kemudian, Mata Hari menikah dengan seorang angkatan militer Belanda. Sebagai seorang istri pejabat militer, berpindah lokasi merupakan risiko, begitu juga bagi Mata Hari.

Baca juga: Kisah Mata Hari, Mata-mata Eropa yang Pernah Tinggal di Jawa Timur

Mata Hari saat berpose di ParisPerpusataakan Nasional Perancis Mata Hari saat berpose di Paris
Indonesia sempat menjadi tujuannya ketika suaminya mendapatkan perintah tugas. Ketika berada di Jawa, dia melahap berbagai tarian Jawa. Sebagai seorang istri Belanda, kehidupannya di Indonesia menguntungkan, karena dia memiliki jaringan yang luas.

"Mata Hari" nama yang lebih dia pilih untuk berhubungan dengan berbagai pihak.

Kehidupannya mulai hancur, ketika ia dan suaminya harus berpisah. Anak-anaknya juga tewas karena keracunan.

Penari dan agen spionase

Hotel Des Indes di Den Haag yang menjadi salah lokasi yang kerap didatangi Mata Hari.South China Morning Post Hotel Des Indes di Den Haag yang menjadi salah lokasi yang kerap didatangi Mata Hari.

Setelah rumah tangganya kandas, Mata Hari mulai menata kehidupannya. Tarian-tarian yang dikenalnya di Jawa mulai dipelajari dan diterapkannya di Eropa. Paris menjadi tempat singgahnya.

Dilansir dari History, Mata Hari kali pertama datang ke Paris pada 1905. Ia mulai menemukan jalan ketenarannya sebagai penari eksotis. Berkat keluwesannya, bentuk tarian, dan pesonanya, Mata Hari bisa sampai berkeliling ke seluruh Eropa.

Mata Hari berkisah dan memberikan penuturan kepada penonton yang menyaksisakannya bahwa dirinya lahir di sebuah kuil suci di India. Di sana dia diajari tarian kuno. Dari sini pula dia mulai menutupi identitas dirinya.

Ketika itu, Jerman mulai tertarik dengan Mata Hari. Keluwesan penari erotis menjadikan alasan Jerman menjadikannya sebagai agen spionase pada era Perang Dunia I.

Kode "H21" merupakan kode rahasia yang diberikan Jerman kepadanya. Berbagai tawaran untuk menari mulai datang, dan inilah yang menjadi tugasnya untuk memberikan informasi kepada Jerman.

Mata Hari mulai terkenal. Kekasihnya berganti-ganti, yaitu para perwira militer berpangkat tinggi dari berbagai negara.

Pada Februari 1917, otoritas Prancis menangkapnya karena dicurigai terlibat aksi spionase. Dia pun dipenjara di Penjara St Lazare di Paris.

Dalam persidangan militer, Mata Hari dituduh mengungkapkan rincian senjata baru, tank, serta informasi yang mengakibatkan kematian ribuan tentara.

Akhirnya, pada 15 Oktober 1917 dia ditembak mati oleh seorang regu tembak di Vincennes, Perancis.

Namanya mulai terkenal sebagai sosok wanita yang bisa menaklukkan banyak pria demi mendapatkan informasi. Kisahnya pun banyak difilmkan dan ditulis dalam cerita novel.

.

.

.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com