Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan KRI Bima Suci, dari Ancaman Badai Trami hingga Terpaksa Lego Jangkar Manual

Kompas.com - 03/10/2018, 14:31 WIB
Herwanto,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

Misalnya pun KRI Bima Suci berhasil sampai ke Yokosuka, badai Trami pada tanggal 29 September hingga 1 Oktober akan mengarah ke Yokosuka. Setelah melakukan koordinasi dengan atase pertahanan di Jepang, kota Nagasaki akhirnya menjadi destinasi KRI Bima Suci menggantikan Yokosuka.

KRI Bima Suci rencananya akan merapat di dermaga Sasebo, yang merupakan pangkalan angkatan laut Jepang dan Amerika. Jarak dari Sasebo ke Nagasaki sendiri sekira 1,5 jam perjalanan darat.

Selama 5 hari KRI Bima Suci lego jangkar di Laut Kuning dari tanggal 25 September, 26 mil dari perairan Korea Selatan. Tanggal 30 september, ekor dari badai Trami terasa di laut kuning tempat Bima Suci lego jangkar.

Sejak sore hari, kapal direncanakan bergerak masuk ke laut China lagi menghindari gelombang akibat efek angin badai Trami. Efek dari badai Trami yang berjarak sekira 300 mil itu sudah menyebabkan angin dengan kecepatan 30 hingga 40 knot.

Namun jangkar KRI Bima Suci ternyata tersangkut dan arah angin yang kencang dari haluan sempat menyebabkan Bima Suci terseret arus dengan rantai jangkar yang terulur hingga 7 segel (sekira 200 meter).

Mesin wincest (penarik jangkar) yang tidak dapat bekerja maksimal, akhirnya diputuskan penarikan jangkar pun dilakukan secara manual. Seluruh anggota kapal Bima Suci bahu membahu menarik jangkar secara manual. Proses secara manual yang sangat menguras tenaga ini akhirnya selesai subuh keesokan harinya atau 9 jam lamanya.

Satu hal yang dihindari Komandan KRI Bima Suci adalah kemungkinan akan adanya kecelakaan. “Sebisa mungkin menghindari ruang spekulatif, karena akan berbahaya bagi kapal dan terutama seluruh awak kapal,” jelas Baruno.

Pun misalnya Bima Suci berhasil sandar di Yokosuka, di tanggal 30 September, maka belum tentu lepas dari bahaya, karena akhir dari badai Trami sendiri di tanggal 3 Oktober menuju Yokosuka. KRI Bima Suci dengan tiang layar tingginya bisa terkena terjangan angin di dermaga.

Tiang-tiang tinggi di Bima Suci ini mempunyai kemampuan maksimal menahan angin pada skala Beaufort 7, dengan kecepatan angina 28-35 knot. Badai Trami yang walaupun lebih kecil dibanding dengan badai Jebi (badai kategori 4) tiga minggu sebelumnya, tetap saja akan berdampak serius bila kena terjangannya.

Pada tanggal 30 September, telah muncul badai baru di sekitar badai Trami awal muncul. Badai bernama Kongrey ini juga mempunyai pergerakan yang kurang lebih sama dengan badai Trami.

Ya, ancaman badai di laut kawasan Asia Timur bagi sebagian besar pelaut dan pegiat maritim lebih berbahaya dibanding di kawasan eropa. KRI Bima Suci tetap meneruskan muhibah dan giat Kartika Jala Krida dengan semangat.


Jalesveva Jayamahe!

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com