Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olimpiade Tokyo, Energi Terbarukan, dan Medali dari Limbah

Kompas.com - 31/08/2018, 11:38 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Jepang nampaknya mempersiapkan dengan amat serius Olimpiade dan Paralympic Games 2020 yang akan digelar di Tokyo.

Bukan hanya membangun fasilitas pertandingan atau mempersiapkan atletnya, tetapi Jepang berniat menjadikan Olimpiade Tokyo menjadi ajang yang ramah lingkungan.

Bagaimana caranya?

Salah satunya adalah menjadikan Olimpiade Tokyo menjadi ajang yang disokong sepenuhnya dengan menggunakan energi terbarukan.

Baca juga: Pengusaha Jepang Ini Ciptakan Masjid Berjalan untuk Olimpiade Tokyo 2020

Semua lokasi pertandingan nantinya akan menggunakan aliran listrik yang diperoleh dari energi terbarukan sebagai upaya untuk mempromosikan dekarbonasi.

Komite pelaksana Olimpiade Tokyo juga berencana agar 99 persen barang yang digunakan dalam ajang empat tahunan itu bisa didaur ulang.

Energi terbarukan itu juga akan digunakan di perkampungan atlet, lokasi media, dan press center. Komite Olimpiade yakin langkah ini belum pernah dilakukan sebelumnya.

Untuk mencapai target ini, Komite Olimpiade mengatakan bakal membeli energi terbarukan ini dari swasta dan memasang panel-panel surya.

Di bawah rencana ini, panitia pelaksana akan sebisa mungkin menyewa berbagai peralatan. Jika terpaksa harus membeli maka panitia harus memastikan peralatan itu tetap bisa digunakan usai perhelatan.

Sementara untuk sampah yang dihasilkan seperti botol plastik atau sisa makanan, maka panitia menargetkan 65 persen dari sampah itu bisa didaur ulang.

Target ini lebih tinggi dari Olimpiade London 2012 yang hanya melakukan daur ulang terhadap 62 persen sampah.

Selain soal energi terbarukan dan daur ulang sampah, panitia juga memiliki ide untuk menggunakan barang bekas sebagai bahan pembuatan medali.

Untuk mencapai target ini, panitia akan bekerja sama dengan berbagai perusahaan untuk mengumpulkan berbagai barang elektronik bekas.

Baca juga: Hujan Kritik untuk Stadion Olimpiade Tokyo 2020....

Sebab, barang-barang elektronik ini pasti memiliki kandungan emas, perak, dan perunggu dalam perangkatnya.

Diperkirakan 65.000 ton limbah elektronik dihasilkan  tiap tahun di Jepang mulai dari jam tangan digital hingga televisi layar datar dan lemari es.

Biasanya, benda-benda ini hanya akan dibuang begitu saja di lokasi pembuangan, tetapi kini limbah elektronik menjadi "tambang" karena mengandung berton-ton emas, perak, tembaga, besi, dan berbagai logam lainnya yang bisa didaur ulang.

Menurut studi dari Institut Nasional Sains Material (NIMS), Jepang menggunakan kandungan logam yang amat tinggi dalam peralatan elektronik produksinya.

NIMS menyebut terdapat 6.800 ton emas di Jepang dengan nilai mencapai 20 triliun yen atau lebih dari Rp 2.600 triliun dan setara dengann 16 persen persediaan emas dunia.

Selain itu adal 60.000 ton perak atau 23 persen persediaan dunia, dan 1.700 ton iridium setara lebih dari 60 persen persediaan dunia.

Dengan angka ini, maka Jepang memiliki lebih banyak emas dibanding Afrika Selatan serta lebih banyak iridium dan perak dibanding seluruh negara di dunia.

Baca juga: Stadion Olimpiade Tokyo Dianggap Terlalu Besar

Namun, sejauh ini belum diketahui ongkos untuk melakukan daur ulang logam-logam berharga ini jika dikaitkan untuk menghemat biaya pelaksanaan Olimpiadi 2020.

Diperkirakan biaya penyelenggaraan Olimpiade Tokyo mencapai 30 miliar dolar AS atau hampir tiga kali lipat dari yang dikeluarkan dalam Olimpiade London 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com