GAZA CITY, KOMPAS.com - Konflik yang terus berlangsung mengharuskan penduduk Gaza untuk tetap mencari penghasilan melalui berbagai cara kreatif.
Seperti yang dilakukan oleh seorang nelayan bernama Muath Abu Zeid. Dia mengumpulkan ribuan botol plastik kosong dari tepi laut di Rafah, bagian selatan Jalur Gaza. Abu Zeid mengubah sampah-sampah itu menjadi perahu yang mengapung.
Ayah dari empat anak ini menggunakan lem dan jaring tua untuk mengikat botol menjadi perahu kecil. Dia berharap perahu tersebut membantunya mencari nafkah bagi keluarga.
Sederhana tapi efektif, begitulah gambaran dari perahu yang tersusun dari 700 botol plastik dan dapat mengangkut sekitar 8 orang melaut.
Baca juga: Balas 150 Roket Hamas, Israel Gempur 140 Tempat di Gaza
Lempengan kayu lebar diletakkan di atas perahu sebagai tempat duduk. Dengan begitu, Abu Zeid dapat mendayung beberapa ratus meter dari pantai menuju laut.
Butuh sekitar 8 jam baginya untuk mendapat sekitar 5-11 kg ikan sarde, ikan belanak, dan ikat kecil lainnya.
Dia menjual tangkapannya kepada orang-orang yang melintasi daerah sekitar. Dari hasil melaut, dia dapat mengumpulkan uang antara 20-40 shekel (Rp 79.000-Rp 158.000) per hari.
Saat mencari ikan di laut, Abu Zeid ditemani dua saudara laki-lakinya, Muath Mohammed (23) dan Ashraf (20). Keduanya terpaksa melaut karena tidak menemukan pekerjaan di tempat lain.
"Saya seorang pelukis rumahan, tapi situasi yang sulit membuat saya menganggur," kata Muath, kepada AFP.
Dia merupakan keturunan pengungsi dari sebuah desa dekat Jaffa di Israel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.