Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Anggota Sekte Aum Shinrikyo Pelaku Teror Tokyo Dieksekusi Mati

Kompas.com - 26/07/2018, 10:40 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Setelah pemimpin sekte keagamaan Aum Shinrikyo di Jepang dihukum gantung, kini giliran enam anggotanya menghadapi eksekusi.

Diwartakan Japan Today, Kamis (16/7/2018), enam anggota sekte hari kiamat yang dieksekusi pagi ini adalah Satoru Hashimoto, Toru Toyoda, Kenichi Hirose, Yasuo Hayashi, Masato Yokoyama, dan Kazuaki Okazaki.

Mereka dinyatakan bersalah karena terlibat dalam serangan gas saraf sarin pada 1995 di kereta bawah tanah di Tokyo.

Selain itu, beberapa dari mereka juga melakukan serangan gas sarin lainnya di prefektur Matsumoto Nagano pada 1994, dan pembunuhan seorang pengacara beserta istri dan batinya pada 1989.

Baca juga: Pemimpin Sekte Pelaku Aksi Teror di Tokyo 1995 Dieksekusi Mati

Pemimpin mereka, Shoko Ashaara, sudah dieksekusi bersama enam pengikutnya pada 6 Juli 2018 atau hampir 12 tahun setelah vonis mati dijatuhkan.

"Saya telah memerintahkan eksekusi usai mempertimbangkan hal tersebut secara berhati-hati," kata Menteri Kehakiman Yoko Kamikawa, seperti dikutip dari The Japan Times.

Kelompok yang mengatasnamakan keselamatan untuk mengendalikan Jepang itu membuat 29 orang tewas dan 6.500 orang lainnya terdampak serangan gas tersebut.

Asahara mengembangkan sektenya pada 1980-an dan memiliki 10.000 pengikut, termasuk dokter dan ahli yang membantu produksi bahan kimia.

Serangan gas Sarin di Tokyo terjadi pada 20 Maret 1995. Anggota Aum Shinrikyi masuk ke beberapa kereta bawah tanah di stasiun Kasumigakesi.

Mereka melepaskan gas sarin yang berbahaya ke udara. Setelah menggunakan obat penangkal racun gas sari, mereka melarikan diri.

Sementara itu, para penumpang yang berdesakan di dalam kereta mulai dibutakan dan mengalami kesulitan bernapas lalu berebut mencari pintu keluar.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Serangan Gas Sarin di Tokyo

Semua 13 terpidana mati Aum awalnya ditahan di pusat penahanan Tokyo, tetapi tujuh dipindahkan ke fasilitas lain. Urutan eksekusi terhadap mereka diduga berdasarkan tingkatan di dakan sekte.

"Bahkan jika mereka dieksekusi, anak saya tidak akan pernah kembali," kata Yoko Ito, yang kehilangan putranya pada serangan tersebut.

Fusae Kobayashi, yang juga kehilangan putranya, terus dirundung rasa kesedihan mendalam kendati mendengar kabar terbaru dari proses hukum pelaku.

"Putra saya tidak akan kembali, dan kesedihan yang melanda diri tidak akan hilang," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com