TEL AVIV, KOMPAS.com - Pemerintah Israel menjanjikan kenaikan gaji bagi polisi yang menjaga perbatasan, baik di Tepi Barat maupun Jalur Gaza.
Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan menyatakan, Polisi Perbatasan Israel menjadi ujung tombak ketika terjadi demonstrasi atau kerusuhan dengan warga Palestina.
Apalagi, situasi sepekan terakhir sangat memanas pasca-pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang dilakukan Presiden AS Donald Trump (6/12/2017).
Karena itu, Erdan menganggap gaji mereka harus setara dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Baca juga : Di Yerusalem, Umat Muslim dan Kristen Bersatu Menentang Israel
Dilansir The Times of Israel Selasa (12/12/2017), gaji tentara per bulan adalah 1.600 sheqel Israel, sekitar Rp 6.1 juta.
Sementara pendapatan polisi perbatasan yang memiliki risiko berhadapan dengan bahaya lebih besar hanyalah 1.100 sheqel Israel, atau Rp 4,2 juta.
"Apakah ada unit ujung tombak selain Polisi Perbatasan saat ini? Saya kira tidak," kata Erdan.
Ucapan Erdan terjadi setelah permintaan akan polisi perbatasan meningkat pesat. Bahkan melebihi pasukan penerjun payung maupun Brigade Golani.
Unit itu menjadi populer sejak konflik Israel-Palestina yang terjadi sepanjang 2015-2016.
Polisi Perbatasan juga dianggap unit yang lebih baik dibanding pasukan tempur IDF. Sebab, pergerakan mereka dinamis, dan durasi latihan mereka lebih keras dibanding IDF.
Baca juga : Palestina Dianggap Mampu Lawan Israel Jika Hamas dan Fatah Bersatu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.