Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah "Madam" Carmel, Pemilik Rumah Bordil Tertua di Australia

Kompas.com - 30/10/2017, 08:39 WIB

MELBOURNE, KOMPAS.com - Questa Casa. Kata dalam bahasa Italia tersebut, berarti "Rumah Ini". Tempat itu dimiliki oleh "Madam" Carmel Galvin.

Perempuen itu telah menjalani kehidupan yang tidak biasa, hingga diangkat ke dalam sebuah film dokumenter berjudul 'Rumah Merah Muda'.

"Rumah Ini" bukanlah rumah biasa, tapi rumah bordil yang dipercaya sebagai rumah bordil tertua yang beroperasi di Australia.

Questa Casa berlokasi di kawasan Kalgoorlie, Australia Barat. Berdiri pada tahun 1903, Madam Carmel, sudah menjadi pemiliknya sejak 25 tahun yang lalu.

Perempuan berusia 80 tahun ini mengaku tak sengaja masuk ke dalamnya, dan kini menjadi pemilik tempat itu.

Baca juga : Rumah Bordil Terkenal di Berlin Digerebek, 900 Polisi Diterjunkan

"Sepertinya ini memang takdir saya, karena biasanya kita bangun pagi mencoba melakukan sesuatu, tapi tak berhasil."

"Lalu keesokan harinya mencoba lagi, gagal lagi, hingga akhirnya merasa membuang-buang waktu."

"Di suatu pagi saya membaca sebuah kabar yang menyebutkan salah satu 'Madam' saat itu ingin menjual rumah bordilnya di Kargoolie," ujar Carmel.

Carmel mengaku belum pernah mendengar kawasan bernama Kargoolie. Namun, karena rasa penasaran terus muncul dalam benaknya, ia pun menelepon kepolisian di kawasan Kalgoorlie.

"Mereka mengatakan kalau rumah bordil itu masih dijual. Tapi mereka bilang jika uang untuk membeli berasal dari penjualan narkoba atau kejahatan, maka saya tak boleh membelinya," kata Carmel.

"Saat itu saya berpikir, 'ya ampun, belum pernah saya dengar ada polisi yang mengawasi penjualan rumah bordil'."

Baca juga : Mengintip Bekas Rumah Bordil Zaman Penjajahan Jepang di Grobogan

Singkat cerita, Carmel mengunjungi rumah bordil tersebut. Saat ia menginjakkan kaki di Kalgoorlie, ia merasa tidak berkesan. Bahkan, keesokan paginya ia meminta untuk pulang.

"Mereka mengatakan, saya tak bisa pulang karena memiliki tiket promo spesial."

"Mereka menawarkan saya untuk tinggal beberapa hari, dan saya pikir, 'baiklah, saya akan melihat lihat kawasan ini'."

"Madam saat itu membawa saya jalan-jalan dan memperkenalkan saya pada beberapa keluarga yang sudah turun menurun tinggal di kawasan itu."

Carmel mempelajari kawasan Kargoolie yang dianggapnya memiliki sejarah luar biasa.

"Tiga hari kemudian, saya menelepon anak perempuan saya dan berkata, 'sayang, saya ingin membeli rumah bordil'," ujar Carmel.

Keluarganya saat itu masih dalam keadaan berduka karena pasangan Carmel baru saja meninggal dunia.

"Anak saya berkata, 'silakan, apapun yang bisa membuat kamu senang'," tambahnya.

Carmel mengaku, rumah bordilnya bukan saja seperti rumah bordil kebanyakan.

Di dalamnya, ada juga unsur wisata dan sejarah, sehingga menarik pengunjung, seperti turis tanpa harus terlibat dalam aktivitas seksual.

"Saya mengajak mereka berkeliling, seperti tur, sekali dalam sehari. Usai tur mereka mendapatkan stiker dengan tulisan, 'Saya menghabiskan 20 dollar Australia [sekitar Rp 200 ribu] untuk sejam di rumah bordil'," kata dia.

Film dokumenter "The Pink House" disutradarai oleh Sascha Ettinger-Epstein dan sudah diputar di Adelaide dan Sydney Film Festival 2017.

Baca juga : Rumah Bordil di Jerman Ini Hanya Menyediakan Boneka Seks

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com