Demikian kutipan pernyataan Othman yang dilansir AFP, Selasa (17/10/2017).
Dia menambahkan, pesawat dengan nomor SE-BDY itu kemungkinan jatuh akibat serangan langsung yang membuat pesawat menabrak, atau menyebabkan gangguan sesaat terhadap pilot.
Othman juga mengatakan, ada sejumlah bukti dari saksi mata yang melihat adanya lebih dari satu pesawat yang terbang di udara saat kecelakaan terjadi.
"Pesawat lain itu kemungkinan jet, terlihat saat SE-BDY terbakar sebelum akhirnya jatuh, dan/atau SE-BDY ditembaki atau sempat terhubung aktif dengan pesawat lain," ujarnya.
"Bukti-bukti itu sulit untuk diabaikan," kata dia.
Pemberontak Katanga
Hakim pun menaruh perhatian terhadap informasi baru mengenai keberadaan pesawat yang dioperasikan oleh pemberontak Katanga.
Mereka menentang kemerdekaan Kongo dari Belgia.
Temuan itu pun menunjukkan para pemberontak memiliki kekuatan udara yang lebih banyak dari perkiraan sebelumnya.
Bukti itu membantah teori sebelumnya bahwa pasukan Katanga mungkin telah menembak jatuh pesawat dan diyakini hanya memiliki satu jet -Fouga buatan Perancis.
Informasi terbaru diberikan Amerika Serikat, dan sumber lainnya, menunjukkan ada tiga pesawat jet Fouga yang dibeli dari Perancis.
Pesawat itu dikirim ke Katanga pada tahun 1961.
Baca: PBB: 250 Orang, Termasuk 62 Anak, Dibunuh di RD Kongo
Selain itu, ada juga pesawat lain, salah satunya dari Jerman Barat yang digunakan di Katanga.
Dokumen yang diterima dari Inggris dan AS juga menunjukkan kedua negara itu memiliki agen di sekitar Kongo saat kecelakaan terjadi.