Kekhawatiran semakin bertambah, karena Sony Pictures pernah mengalami serangan siber berat pada November 2014.
Sebuah kelompok yang menamakan diri Guardian of Peace mengklaim berada di belakang aksi peretasan tersebut, tetapi para petinggi AS mengatakan Korea Utaralah yang bertanggung jawab.
Serangan itu juga merupakan aksi balas dendam terhadap rencana penayangan sebuah film berjudul The Interview, sebuah drama komedi yang mengisahkan pemimpin Korea Utara yang terbunuh.
Para peretas bukan hanya mencuri dan mempublikasikan surat elektronik studio film tersebut, namun mereka juga menghancurkan sebagian besar jaringan komputer.
Baca: Peretas Korut Diduga Curi Sejumlah Besar Data Militer Korsel
Film ini akhirnya dirilis secara online di tengah kekhawatiran berbagai bioskop enggan menayangkannya karena berbagai ancaman.
Insiden itu juga mendapat reaksi keras dari Gedung Putih, termasuk presiden AS saat itu Barack Obama yang kemudian menjatuhkan sanksi terhadap Korea Utara.
Sejauh ini pemerintah Inggris tidak menunjukkan kekhawatiran seperti AS, meski para pejabatnya telah mengetahui salah satu perusahaan negeri itu menjadi sasaran, meski dampaknya tidak sama seperti yang dialami Sony Pictures.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.