Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Fadlan Muzakki
Ketua Komisi PPI Dunia

Research Associate di Akar Rumput Strategic Consulting, Founder dari
Center for Asia Pacific Studies Indonesia, Fellowship Graduate di
Zhejiang University, Tiongkok dan juga Ketua Komisi di PPI Dunia.

Diplomasi Panda Tirai Bambu di Indonesia

Kompas.com - 29/09/2017, 19:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Dalam kepercayaan Tiongkok, panda juga dapat diartikan sebagai manifestasi yang tampak nyata mengenai Yin dan Yang. Hal ini dikarenakan warna panda yang terdiri dari hitam dan putih.

Warna kontras yang ada pada Panda tersebut menandakan keseimbangan yang ada dalam mitologi Yin dan Yang sehingga dapat menghasilkan harmonisasi dan perdamaian.

Pada jaman Dinasti Ming (1368-1644), Panda merupakan simbol kesehatan karena dipercayai dapat mencegah tumor dan wabah penyakit lainnya.

Masyarakat Tiongkok pada masa itu juga percaya bahwa meminum urin Panda dapat menetralisir racun dalam tubuh.

Jika memaknai kedua nama Giant Panda yang saat ini ada di Indonesia, ini merupakan arti yang baik.

Dari namanya sendiri Hu yang berarti danau atau dapat diartikan sebagai singkatan dari Provinsi Hunan. Hu juga dapat berarti Huzhou, sebuah kota indah yang ada di provinsi Zhejiang. Sedangkan Chun berarti musim semi.

Sehingga Hu Chun dapat berarti Danau Musim gugur.

Seperti yang kita ketahui bahwa musim semi adalah musim yang indah karena bunga mulai bermekaran dengan indah di musim tersebut. Selain Hu juga dapat berarti memprotek atau menjaga. Sehingga Hu Chun dapat berarti menjaga keindahan.

Cai Tao dapat berarti Tembikar atau alat pembut keramik. Seperti yang kita ketahui bahwa keramik dapat menjadi nilai seni dan budaya yang tinggi. Sehingga Cai Tao dapat diartikan sebagai simbol dari daya cita dan budaya yang tinggi.

Implikasi Bagi Indonesia

Kehadiran Hu Chun dan Cai Tao di Indonesia dapat berdampak besar bagi hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok. Diketahui bahwa China adalah top import country bagi Indonesia dengan nilai 34,4 Miliar USD, dan China adalah tujuan terbesar kedua bagi ekspor Indonesia dengan nilai sekitar 18,5 Milliar USD.

Kehadiran kedua panda tersebut juga dapat dipandang sebagai usaha memperkuat kepentingan negara Tiongkok dalam Foreign Direct Investment dan kebijakan The Belt and Road Initiative di Indonesia. Soft diplomasi yang dilakukan melalui panda tersebut merupakan salah satu strategi soft power yang sedang dilakukan Tiongkok.

Diplomasi Panda yang dilakukan negeri Tirai Bambu di Indonesia dapat menjadi sangat positif khususnya untuk membangun presepsi positif di masyarakat mengenai hubungan Indonesia dan Tiongkok.

Citra yang terbangun dari panda ini dapat juga melancarkan target Indonesia untuk mendatangkan 10 juta turis Tiongkok ke Indonesia.

Dengan datangnya Giant Panda, hal ini dapat membangun presepsi yang bai dan aman di mata masyarakat Tiongkok terhadap Indonesia.

Antusiasme warga Indonesia terhadap panda yang baru datang tersebut juga dapat diintrepretasikan sebagai keterbukaan warga Indonesia terhadap Tiongkok.

Hal ini dapat melebur kembali ketegangan mengenai Anti Tiongkok atas konstalasi politik domestik Indonesia yang terjadi setahun belakangan

Selain itu, dengan datangnya panda tersebut juga dapat membangun kepercayaan terhadap investor asal Tiongkok untuk bermitra atau berinvestasi di Indonesia, khususnya dalam bidang industri insfrastruktur dan e-commerce.

Seperti yang diketahui bahwa e-commerce di Indonesia sedang berkembang dan Tiongkok adalah salah satu negara terbaik dalam bidang e-commerce.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com