Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Si "Batang Pohon", Perempuan Mantan Gerilyawan Jadi Wapres Uruguay

Kompas.com - 15/09/2017, 07:20 WIB

MOTEVIDEO, KOMPAS.com - Perempuan mantan gerilyawan, Lucia Topolansky - senator dan istri mantan "presiden termiskin di dunia" Jose Mujica - diangkat sebagai perempuan wakil presiden pertama di Uruguay.

Topolansky mengambil alih jabatan tersebut setelah pengunduran diri Jose Sendic di tengah dugaan korupsi.

Seperti suaminya, Topolansky merupakan seorang mantan gerilyawan sayap kiri.

Dia pernah kabur dari penjara, lalu menjalani hukuman kurungan selama 13 tahun, dan mengalami berbagai tindak penyiksaan

Uruguay selama ini dipimpin oleh partai berhaluan kiri, Frente Amplio, yang menitik beratkan kebijakan pada berbagai bidang kesejahteraan sosial, sejak 2005.

Baca: Jose Mujica, Presiden Termiskin di Dunia

Di bawah undang-undang, Sendic, wakil presiden sebelumnya, seharusnya diganti oleh senator yang dipilih dengan suara terbanyak dalam pemilihan umum terbaru.

Jabatan itu seharusnya jatuh ke tangan Jose Mujica, mantan presiden, yang terkenal di seluruh dunia karena telah memberikan sebagian besar gajinya dan dijuluki sebagai “presiden termiskin di dunia”.

Namun, Mujica tidak memenuhi syarat karena sebagai ia terkena ketentuan yang melarang mantan presiden menduduki kembali posisi di istana.

Jadi senator berikutnyalah yang maju sebagai wakil presiden, yang kebetulan adalah istri Mujica.

Topolansky juga akan memimpin Senat dan majelis umum kongres Uruguay.

Mujica dan Topolansky terlibat dalam pemberontakan bersenjata di Uruguay, yang dikenal sebagai gerakan Tupamaro, pada 1960-an dan 1970-an.

Baca: Presiden Termiskin Ajak Seorang Warga Menumpang Mobilnya

Topolansky berasal dari keluarga kelas atas, namun dia meninggalkannya untuk bergabung dalam pemberontakan.

Ia dijuluki "La Tronca" ("Batang Pohon") karena terkenal dengan ketangguhannya saat dipenjara.

Dia adalah satu dari 38 tahanan politik yang terlibat dalam kasus kaburnya para tapol dari Carcel Cabildo, sebuah penjara perempuan dengan keamanan ketat pada 1971.

Para perempuan itu merangkak melewati kotoran dan asap dari pipa-pipa limbah selama 45 menit, sampai mereka mencapai terowongan lain yang digali oleh rekan-rekannya di luar penjara, yang lalu membawa mereka ke tempat persembunyian.

Namun, beberapa bulan kemudian dia kembali ditangkap, dan disekap bertahun-tahun dalam kurungan isolasi.

Baca: Mobil Milik Presiden "Termiskin" di Dunia Ditawar Rp 12 Miliar

Topolansky tidak banyak berbicara tentang masa lalunya sebagai seorang militan, namun dia mengungkapkan bahwa dia ikut dalam perampokan bersenjata dan selama bertahun-tahun beredar rumor bahwa dia adalah salah satu penembak utama dalam kelompok pemberontak tersebut.

Namun, para pendukungnya kini menggambarkannya sebagai seorang anggota parlemen Uruguay yang baik dan aktif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com