Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Krisis Rohingya, Aung San Suu Kyi Batalkan Rencana ke PBB

Kompas.com - 13/09/2017, 13:39 WIB

Banglades berjuang untuk memberikan ruang bagi pengungsi yang kelelahan dan lapar - sekitar 60 persen di antaranya adalah anak-anak.

Kepala Komisi HAM PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein, menuduh Myanmar melakukan serangan "sistematis" terhadap etnis minoritas Rohingya.

Dia menilai "pembersihan etnis" tampaknya sedang berlangsung di sana.

Suu Kyi, pemimpin sipil pertama Myanmar dalam beberapa dekade, tidak mengendalikan tindakan militer.

Sebelumnya, Suu Kyi berkuasa dia yang menjalankan negara tersebut selama 50 tahun sebelum membiarkan pemilihan umum bebas pada tahun 2015.

Baca: HRWG: Inisiatif Aung San Suu Kyi Terkait Rohingya Tak Direspons Militer

Ada juga sedikit simpati dari warga Myanmar untuk etnis Rohingya, sebuah kelompok Muslim tanpa nama yang mencap dengan sebutan 'orang Bengali' - singkatan dari imigran ilegal.

Reputasi Suu Kyi sebagai pembela HAM pun hancur karena krisis Rohingya.

Kelompok hak asasi manusia telah menyoroti mantan aktivis demokrasi itu, karena gagal mengecam serangan militer, yang menyebabkan ratusan orang tewas.

Pengungsi Rohingya mengungkapkan kesaksian mengerikan tentang tentara yang menembaki warga sipil dan meratakan seluruh desa tempat warga Rohingya.

Tentara menyangkal tuduhan itu. Sementara Suu Kyi seolah menampik dan mengecilkan tuduhan kekerasaan dan kekejaman yang terjadi di sana.

Suu Kyi bahkan menyebut, kesalahan informasi yang mempersulit konflik yang pecah di Rakhine.

Baca: Bertemu Aung San Suu Kyi, Jokowi Ingin Ada Kedamaian di Rakhine

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com