Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Rohingya: Mengapa Aung San Suu Kyi Tidak Beraksi?

Kompas.com - 09/09/2017, 19:13 WIB

Bahwa kekuatan terbesarnya saat menghadapi kesulitan sejatinya bisa membuktikan kelemahannya. Sahabat dan rekan lama Suu Kyi dalam pergerakan hak asasi manusia dunia serta politikus yang sebelumnya simpatik berubah menjadi sangat kritis terhadapnya.

Siapapun yang menghabiskan waktu lama bersamanya paham bahwa mengubah jalan pemikirannya ketika dia sedang menjalani aksi adalah sangat sulit.

Desember 2016 lalu, ketika Vijay Nambiar, perwakilan khusus PBB untuk Myanmar, mendesak Aung San Suu Kyi berkunjung ke negara bagian Rakhine, dia ditolak mentah-mentah.


Pembersihan etnik

Sebagaimana yang pernah dikatakan salah satu orang dekat Suu Kyi kepada saya, "Dia tidak akan pernah terlihat melakukan apa yang Nambiar katakan kepadanya."

Aung San Suu Kyi pun tidak pernah mengakui bahwa etnik muslim Rohingya menjadi korban pembersihan etnik, walaupun puluhan ribu orang Rohingya terpaksa mengungsi setelah rumah mereka dibakar di tengah laporan adanya pembunuhan dan kekerasan seksual.

Ini bukan pertama kalinya Suu Kyi menerima kritik soal Rohingya.

Baca juga: Kapolri Akan Temui Kepala Kepolisian Myanmar Bahas Konflik Rohingya

Sikapnya persis sama dengan peristiwa lima tahun lalu tatkala 100.000 orang Rohingya terusir dari kampung mereka.

Daw Suu, sebutan hormat rakyat Myanmar terhadapnya, tidak bertandang ke Rakhine atau berbicara blak-blakan membela kaum minoritas yang dipersekusi.

Walau pemerintah Myanmar telah menentang ucapan kebencian dari kelompok ekstremis Buddha, Suu Kyi belum menunjukkan sikap dukungan terhadap kaum Muslim seperti yang pernah dilakukan idolanya, Mahatma Gandhi dan Jawaharlal Nehru, saat pemisahan India diwarnai kekerasan.

Gandhi membayar dengan nyawanya dan kekerasan tetap berlangsung. Kendati begitu, pada akhirnya, Gandhi maupun Nehru telah memberikan nilai-nilai yang mereka harapkan muncul dari pemisahan India.

Peristiwa ketika Nehru menerjang kerumunan umat Hindu untuk mencegah kekerasan sektarian menjadi salah satu aksi keberanian yang dikenang dalam abad ke-20.

Tiada seorang pun yang berharap Aung San Suu Kyi melakukan aksi 'berani mati' seperti itu. Namun, saat dia bahkan tidak melontarkan intervensi dalam bentuk retorika, para penyokongnya tidak habis pikir.

Penderitaan kaum Rohingya adalah bentuk tragedi. Namun, kepulan asap di Negara Bagaian Rakhine menjadi pertanda bahwa militer bebas meneruskan aksi brutal sejak dulu, tidak mempedulikan apa kata dunia.

Aksi terhadap etnik Rohingya saat ini mengingatkan penduduk Myanmar di negara bagian Shan dan Karen bahwa mereka pernah mengalami hal serupa.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com