Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Serangan Teror Beruntun, Mengapa Spanyol Jadi Sasaran?

Kompas.com - 18/08/2017, 21:16 WIB

KOMPAS.com - Spanyol mengalami dua serangan mobil dalam waktu yang berdekatan. Aksi mobil berkecepatan tinggi yang menabrak kerumunan orang di Barcelona dan Cambrils pun disebut sebagai aksi terorisme.

Serangan pertama di kawasan Las Ramblas yang padat wisatawan di Barcelona, terjadi pada Kamis (17/8/2017) sekitar pukul 16.50 waktu setempat.

Dilaporkan, seorang sopir mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi sambil menyetir zig-zag untuk menabrak para pejalan kaki sebanyak mungkin.

Sebanyak 13 orang tewas, sementara 100 lebih lainnya cidera. Pelakunya pun dikabarkan berhasil kabur. 

Sekitar delapan jam kemudian, sebuah mobil Audi A3 menabrak kawasan kawasan pejalan kaki di kawasan wisata pantai, Cambrils, sekitar 110 kilometer di barat daya Barcelona.

Seorang perempuan meninggal setelah menderita cidera, sementara dan enam lainya -termasuk seorang polisi- juga terluka akibat seragan ini.

Polisi menembak mati lima penyerang yang mengenakan sabuk bunuh diri walau belakangan diketahui merupakan sabuk yang dikenakan tidak berisi bahan peledak.

Berapa orang yang sudah ditangkap?

Seorang pria dari Melilla -kantung pemukiman warga Afrika utara di Spanyol, ditangkap bersama dengan seorang pria kelahiran Maroko, tak lama setelah serangan di Barcelona.

Polisi mengatakan keduanya bukan sopir dari mobil barang itu, yang dipinjam atas nama Driss Oubakir, pria asal Maroko berusia 28 tahun -salah satu yang ditangkap yang fotonya sudah diumumkan.

Laporan-laporan media menyebutkan, dokumen milik Oubakir dicuri dan digunakan untuk meminjam mobil barang yang menabrak kerumunan orang di Las Ramblas.

Koran El Pais -berdasarkan sumber kepolisian, menyebut bahwa Oubakir tiba dari Maroko pada tanggal 13 Agustus.

Adik Driss Oubakir -yang berusia 17 tahun, Moussa Oubakir- sedang dicari terkait dengan serangan Las Ramblas, seperti dilaporkan media Spanyol.

Polisi juga mengumumkan penangkapan lain di Ripoli, dan masih belum jelas berapa orang yang terlibat dalam dua serangan teror ini.

Apakah ada kaitan dengan insiden lainnya?

Pada Kamis malam sekitar pukul 19.30 waktu Spanyol, sebuah mobil menabrak aparat keamanan di sebuah pos pemeriksaan di pinggiran Kota Barcelona.

Mobil tersebut belakangan ditemukan dengan seorang pria tewas di dalamnya. Kementerian Dalam Negeri membantah laporan sebelumnya yang menyatakan pria itu ditembak mati oleh polisi.

Aparat keamanan belum menyingkirkan sama sekali kemungkinan kaitannya dengan serangan di Las Ramblas. Penyelidikan atas insiden itu masih terus berlangsung.

Malam sebelumnya, Rabu (16/8/2017), ledakan menghancurkan sebuah rumah di Alcanar.

Alcanar berada sekitar 200 kilometer di sebelah selatan Barcelona. Insiden ini menewaskan satu orang dan melukai tujuh lainnya.

Di rumah tersebut terdapat sejumlah botol gas propane dan butan. Polisi sudah mengatakan insiden itu ada kaitannya dengan serangan sehari kemudian.

Tak lama setelah serangan Las Ramblas, ditemukan mobil barang kedua -yang diduga digunakan untuk melarikan diri- di Kota Vic.

Vic berada sekitar 80 kilometer di sebelah utara Barcelona.

Siapa saja korban serangan?

Para korban berasal dari seluruh dunia. Sedikitnya ada warga dari 34 negara yang menjadi korban.

Bukan hal yang mengherankan, sebab Barcelona merupakan salah satu tujuan wisata dunia. Las Ramblas pun termasuk dalam tempat yang 'harus' dikunjungi di kota itu.

Sejauh ini antara lain tercatat warga Irlandia, Perancis, Australia, China, Pakistan, Venezuela, Aljazair, Peru, Jerman, Belanda, Yunani, Hong Kong, Taiwan, dan Filipina termasuk dalam korban serangan di Barcelona.

Namun rincian identitas korban belum diungkapkan seluruhnya. Belgia mengatakan salah seorang warganya tewas. Sementara Perancis memastikan 26 warganya cidera.

Pemerintah Australia menyatakan sedikitnya empat warganya cidera.

Kenapa Spanyol?

Negara ini merupakan salah satu tujuan wisata yang populer di Eropa dan sebelumnya tidak mengalami serangan teror seperti di Perancis, Inggris, Jerman, dan Belgia.

Namun, Spanyol pernah menjadi sasaran oleh kelompok teroris pada tahun 2004 ketika para militan yang terinspirasi Al-Qaida mengebom beberapa kereta api di Ibu kota Madrid dan menewaskan 191 orang.

Kelompok yang menamakan diri Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) -lewat situs berita mereka, Amaq- sudah menyatakan berada di belakang serangan Las Ramblas.

Namun gerombolan teroris ini tidak memberikan bukti maupun rincian untuk mendukung pernyataan mereka.

Dalam pernyataannya, ISIS mengatakan serangan dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk melawan negara-negara yang terlibat dalam koalisi anti-ISIS pimpinan Amerika Serikat.

Beberapa ratus tentara Spanyol berada di Irak, melatih pasukan setempat dalam perang menghadapi kelompok militan Sunni.

Seberapa banyak teror di Spanyol?

Jumlah operasi yang dilancarkan atas para teroris meningkat secara pesat, sejak Spanyol menaikkan status siaga teror meniadi empat -dalam skala lima tingkat- pada Juni 2015.

Pada siaga teror tingkat empat, maka artinya ada 'risiko tinggi' serangan teror.

Sebelum serangan di Las Ramblas, 52 tersangka teroris ditangkap sepanjang tahun ini.

Sementara, 69 lainnya ditangkap tahun lalu dan 75 orang dibekuk sepanjang 2015.

Pengamanan dan pengawasan di Spanyol juga ditingkatkan setelah serangan mobil pada Juli 2016 di Kota Nice, Perancis, dan di Ibu Kota Jerman, Berlin, pada Desember 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com