Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Tuding Indonesia soal Wabah Rabies di Serawak

Kompas.com - 07/07/2017, 10:56 WIB

PUTRAJAYA, KOMPAS.com -  Wabah rabies baru-baru ini merenggut nyawa dua anak di Serian, Sarawak, Malaysia.

Menteri Kesehatan Malaysia S. Subramaniam meyakini wabah itu datang dari anjing yang terjangkit virus rabies di wilayah Indonesia di Kalimantan.

Seperti dikutip dari laman The Star/Asia News Network, Kamis (6/7/2017), Subramaniam mengatakan, Malaysia sudah dinyatakan bebas rabies sejak tahun 2012.

Namun kasus baru-baru ini, diduga datang dari wilayah Indonesia, karena akses perbatasan yang terbuka. 

"Kami menduga itu berasal dari Kalimantan, karena ada wabah rabies besar di sana," kata Subramaniam dalam sebuah konferensi pers usai sidang kabinet, Rabu lalu.

Baca: Kalbar Tetapkan Rabies sebagai Kejadian Luar Biasa

"Pada tahun 2015, anjing yang terinfeksi dari Thailand selatan menyeberang dan menyebarkan virus ke anjing di Perlis.

Kasus serupa kemudian terdeteksi di Kedah hingga ke Penang.

"Ini menunjukkan bahwa perbatasan kita tidak hanya berlubang untuk manusia, tapi juga anjing," kata dia.

Subramaniam menambahkan, langkah-langkah telah diambil untuk mengatasi penyebaran virus rabies tersebut.

Baca: Pertama dalam 20 Tahun, 2 Bocah Tewas akibat Rabies di Malaysia

Diberitakan sebelumnya, korban tewas adalah seorang gadis berusia enam tahun dan saudara laki-lakinya yang berusia empat tahun.  

Korban ketiga, seorang anak berusia tujuh tahun, kini berada dalam kondisi kritis di unit perawatan intensif Rumah Sakit Umum Sarawak.

Tercatat, ada 68 orang digigit anjing di lima desa di Serian antara April hingga awal Juli 2017, dan tak ada insiden baru yang dilaporkan sejak saat itu.

Otoritas kesehatan telah memvaksinasi hewan peliharaan dari lima desa, setelah sebelumnya penduduk membantu mengumpulkan anjing-anjing liar.

Dalam upaya menangani wabah di Serian, Subramaniam mengatakan, 68 korban gigitan anjing itu akan mendapat pemantauan ketat.  

Dia mengatakan, para korban telah mendapat vaksinasi. Kendati demikian pemantauan terus dilakukan karena virus rabies direplikasi secara perlahan, dalam rentang waktu berbulan-bulan.

"Itulah sebabnya kami menyaring orang-orang yang telah digigit sejak April," kata dia.

Dia pun mengimbau warga yang menunjukkan tanda-tanda rabies untuk segera mendapat melapor agar mendapat perawatan medis.

Subramaniam memberikan kepastian bahwa pemerintah memiliki vaksin yang cukup untuk mereka yang berada di daerah yang terkena dampak rabies.

Sementara Departemen Pelayanan Veteriner akan bertanggung jawab untuk memvaksinasi hewan peliharaan dan anjing liar di sana.

Pemerintah Daerah Sarawak dan Menteri Perumahan Sim Kui Hian mengatakan selain anjing, kelelawar dan tikus juga membawa virus serupa.

Dia mengatakan, jika orangtua tahu bahwa anak mereka digigit anjing, mereka harus segera berobat ke rumah sakit.

"Hati-hati dengan perilaku aneh seperti ketakutan mendadak terhadap air, karena orang yang terinfeksi akan takut air."

"Dan orangtua harus mengingatkan anak-anak mereka untuk berhati-hati saat bermain dengan anjing," kata Sim Kui Hian.

Dia menyebut, gejala lainnya termasuk demam, perilaku abnormal, dan agresi.

Baca: Luwak Juga Bisa Tularkan Rabies

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com