Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembalinya Anak Timor Leste yang "Diambil Paksa" TNI

Kompas.com - 26/03/2017, 09:39 WIB

Direktur Hak Asasi Manusia di Kementerian Luar Negeri RI, Dicky Komar, mengatakan bantuan dan sokongan itu dilakukan dengan semangat "rekonsiliasi". Namun, Indonesia berkeras menyebut mereka sebagai "anak-anak terpisah", alih-alih diambil secara paksa dari keluarga masing-masing.

"Pertanyaan ini sangat sulit dijawab, tapi dalam tahap ini saya tidak bisa merinci lebih jauh. Anda menyampaikan pertanyaan yang sangat sulit," kata Dicky Komar ketika ditanya bagaimana anak-anak itu terpisah dari keluarga mereka.

"Saya paham bahwa pemerintah menggunakan istilah yang sedikit berbeda, namun secara keseluruhan idenya adalah rekonsiliasi. Saya paham dimensinya berbeda, namun yang kami lihat adalah anak-anak yang terpisah dari keluarga mereka untuk alasan berbeda. Kini kami menatap rekonsiliasi dan itu berarti kita akan menyebut mereka sebagai anak-anak terpisah."

"Rekonsiliasi adalah proses yang terus berlangsung. Ada banyak yang telah dicapai dalam artian kebenaran dan persahabatan. Namun, sejujurnya, ada begitu banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Reuni ini adalah bagian dari pekerjaan itu. Untuk keuntungan hubungan baik antara kedua negara, kami perlu memandang ke depan. Hubungan kami sangat baik saat ini dan Presiden Joko Widodo telah sukses melakukan kunjungan ke negara itu awal tahun ini," kata Dicky.

Pemerintah Timor Leste menyambut baik kembalinya anak-anak yang hilang dan menawarkan mereka dwikewarganegaraan. Namun, Indonesia tidak mengenal konsep dwikewarganegaraan.
Kembali dari kematian

Keluarga Alberto sejatinya sudah patah arang soal nasibnya. Mereka berasumsi Alberto telah dibunuh oleh militer Indonesia atau kelompok prokemerdekaan Timor Leste. Agar bisa berdamai dengan masa lalu, mereka membuat makam untuk Alberto.

"Rohnya telah mati. Menurut tradisi kami, dia sudah bersatu dengan para nenek moyang. Karena itu, kami perlu memanggil rohnya untuk dipersatukan lagi dengan tubuhnya. Dia seperti terlahir kembali," kata adik perempuan Alberto, Markita Ximenes.

Seperti kebanyakan anak hilang lainnya, Alberto tak lagi bisa berbicara bahasa nasional Timor Leste, yaitu bahasa Tetun. Dia juga sekarang memeluk agama Islam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com