MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia menggelar latihan gabungan angkatan darat, laut, dan udara yang diikuti ribuan personel di Semenanjung Crimea, akhir pekan lalu.
Ini adalah kali pertama dalam sejarah angkatan bersenjata Rusia menggelar latihan gabungan besar-besaran.
Penanggung jawab latihan gabungan, Kolonel Jenderal Andrei Serdyukov mengatakan, latihan tersebut dipicu meningkatkan ancaman terorisme di kawasan tersebut.
Latihan gabungan ini diikuti 2.500 personel pasukan payung dan sebanyak 600 peralatan perang dikerahkan ke Crimea yang dianeksasi Rusia pada Februari 2014.
Dalam latihan ini, pasukan Rusia akan mempraktikkan operasi pendaratan amfibi dan penerjunan pasukan serta latihian menembak dalam operasi ofensif dan defensif.
NATO menyebut latihan ini ilegal karena Rusia tidak mengumumkan terlebih dahulu rencana latihan besar-besaran itu dan digelar di wilayah yang menurut NATO direbut Rusia secara tidak sah.
"Setiap latihan militer di wilayah pendudukan Crimea adalah ilegal di bawah hukum internasional dan karena mereka tidak memberitahukan pemerintah Rusia," ujar juru bocara NATO, Oana Lungescu.
"Sejak 2014, aktivitas militer Rusia di kawasan Laut Hitam meningkat signifikan. Pengembangan militer Rusia di Crimea memberikan ancaman terhadap stabilitas regional dan keamanan dunia," tambah Lungescu.
Sebagai respon atas meningkatnya kegiatan militer Rusia itu, Lungescu menambahkan, NATO memutuskan untuk meningkatkan kehadirannya di kawasan yang sama.
"Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertahanan dan dengan cara yang proporsional serta sejalan dengan kewajiban internasional kami," lanjut Lungescu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.