Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbohong di Parlemen, Yasay "Dicampakkan" dari Jabatan Menlu Filipina

Kompas.com - 08/03/2017, 15:58 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Parlemen Filipina, Rabu (8/3/2017), menolak penunjukkan Perfecto Yasay sebagai Menteri Luar Negeri.

Hal ini terjadi setelah kebohongan Yasay terkait kewarganegaraan Amerika Serikat yang dipegangnya terkuak. 

Keputusan Komisi Pengangkatan Filipina ini menyebabkan kepemimpinan diplomatik Filipina kini mengalami kekacauan.

Seperti diberitakan AFP, anggota parlemen yang berkuasa menyatakan Yasay telah resmi dipecat. Namun, Juru bicara Kemenlu mengatakan kabar itu belum jelas.

Dalam sebuah langkah yang sangat tak lazim, lembaga tersebut mendapatkan suara bulat untuk memutuskan untuk menolak pencalonan Yasay.

Hal ini menyusul rapat konfirmasi, di mana Yasay memberikan keterangan yang tak benar di hadapan anggota parlemen. 

"Dia tidak berkata jujur. Dia tidak memberikan jawaban yang terbuka dalam sesi konfirmasi," kata Senator Panfilo Lacson kepada wartawan, ketika mengumumkan keputusan dewan.

Yasay, ditunjuk oleh Presiden Rodrigo Duterte di awal masa pemerintahan sekitar delapan bulan lalu.

Dalam rapat awal dengan parlemen, Yasay mengaku dia tak pernah menjadi warga negara AS.

Namun, pada Rabu, Yasay menghadapi anggota komisi kembali. Di dalam kesempatan itu ditunjukkan sejumlah dokumen yang membuktikan bahwa Yasay memperoleh kewarganegaraan AS di tahun 1986.

Dokumen yang dibeberkan itu pun menunjukkan bahwa Yasay menanggalkan kewarganegaraan AS beberapa hari sebelum penunjukkannya sebagai Menlu.

Kendati demikian Yasay berkeras, dia tak pernah berdusta mengenai kewarganegaraannya.

Dia hanya menyampaikan permohonan maaf untuk apa yang disebut kesalahan informasi "tak disengaja", yang disampaikan kepada komisi.

"Saya mungkin tidak sepenuhnya terbuka dalam jawaban saya itu. Namun saya kira itu hal yang normal dalam proses semacam ini," kata Yasay. 

"Anda mungkin nervous, dan kemudian mungkin Anda muncul dengan jawaban yang tidak terduga, yang tak direncanakan," sambung dia.

Lacson pun menegaskan, dengan keputusan parlemen ini, maka Presiden Duterte tak bisa mengangkat Yasay kembali.

Dengan keadaan ini, Duterte pun harus menemukan diplomat senior baru untuk menggantikan posisi Yasay.

Terlebih, saat ini Filipina berkejaran dengan waktu menyusul jadwal pergantian ketua the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).

Kendati demikian, ketika ditanya apakah Yasay telah resmi turun dari jabatannya, Juru bicara Yasay memberikan jawaban yang tak lugas melalui pesan pendek selular.

"Hal itulah yang kini masih kami pelajari," jawab dia.

Kondisi yang dialami Yasay pun terbilang ironis. Sebagai kawan satu kamar dengan Duterte saat menempuh pendidikan puluhan tahun lalu, Yasay memang kewarganegaraan AS.

Padahal, selama pemerintahan baru FIlipina, Duterte tak surut mengumandangkan perlawanannya terhadap AS, termasuk keberadaan negara itu di Filipina. 

Sementara, Yasay pun tak kurang melontarkan kritik kepada AS, sebagai bentuk bantuan untuk Duterte yang menjalankan kebijakan politik luar negerinya. 

Apa yang dilakukan Duterte berlawanan dengan garis kebijakan yang ada sebelumnya di Filipina sebagai negara koloni AS, dan berupaya mengalihkan pandangan ke China.

"Kita tak bisa selamanya menjadi saudara kecil bagi AS," demikian kalimat yang diucapkan Yasay tahun lalu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com