Lebih lanjut Amnesti mengatakan, ada insentif finansial bagi setiap pembunuhan para tersangka pengedar narkoba itu.
Seorang petugas polisi mengklaim mereka menerima bayaran "di bawah tangan" setiap kali membunuh tersangka pengedar narkoba. Mereka juga mendapat uang untuk membayar rumah pemakaman.
Amnesti melanjutkan mayoritas tersangka yang tewas berasal dari keluarga miskin dan terdapat dalam "daftar pemantauan narkoba" yang dibuat pemerintah dan menjadi panduan kepolisian.
Laporan itu juga menyebutkan terdapat "problematika yang sangat dalam" dan nama-nama itu dapat dimasukan hanya berdasarkan rumor atau akibat persaingan.
Sejauh ini, sedikit upaya untuk melakukan verifikasi terhadap kebenaran daftar nama tersebut.
Organisasi HAM ini berbicara dengan 110 orang saat menyusun laporan itu termasuk para saksi, kerabat korban, pengguna narkoba, petugas polisi dan pemerintahan, masyarakat sipil serta kelompok agama.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.