MANILA, KOMPAS.com - Amnesti Internasional menuduh kepolisian Filipina merencanakan pembunuhan di luar hukum secara sistematis dalam perang melawan narkoba yang kontroversial.
Organisasi ini juga menyebutkan dalam laporannya, pembunuhan terhadap para tersangka pengedar narkoba bisa merupakan "kejahatan melawan kemanusiaan".
Lebih dari 7.000 orang tewas setelah Presiden Rodrigo Duterte meluncurkan "perang" melawan perdagangan narkoba sejak Juli lalu.
Duterte selama ini selalu membela diri dengan mengatakan polisi hanya diizinkan untuk menembak untuk membela diri.
Namun, pada Senin (30/1/2017) Presiden Duterte menghentikan sementara kebijakan itu dan memerintahkan "pembersihan" terhadap pasukan polisi menyusul tewasnya seorang pengusaha Korea Selatan akibat dibunuh petugas polisi anti-narkoba.
Belum muncul reaksi dari pemerintah Filipina terhadap laporan Amnesty tersebut, tetapi polisi mengatakan mereka konsisten hanya membunuh ketika tersangka menolak ditangkap.
Amnesty meragukan keterangan tersebut, kerena berdasarkan kesaksian dan penyelidikan independen, menyebutkan diduga kuat terjadi pembunuhan yang disengaja dan menyebar luas terhadap para terduga pengedar narkoba dan tampaknya merupakan tindakan sistematis yang direncanakan dan dilakukan oleh otoritas.
"Petugas polisi secara rutin mendobrak pintu di tengah malam dan kemudian membunuh tersangka pengguna atau pengedar narkoba yang tidak bersenjata dengan darah dingin,"demikian Amnesti.
"Dalam beberapa kasus yang didokumentasikan Amnesty Internasional, para saksi menggambarkan para terduga pengedar narkoba berteriak mereka akan menyerah, saat mereka menyerah sambil berlutut. Mereka tetap ditembak."
Amnesti juga menyatakan para petugas menaruh bukti di tubuh korban mereka dan membuat laporan palsu untuk "menutupi serangan tersebut".
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.