Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Ancaman Serangan Siber Teroris Kian Menakutkan ...

Kompas.com - 28/01/2017, 11:58 WIB

LILLE, KOMPAS.com - Hingga saat ini memang belum pernah ada serangan teroris yang melumpuhkan jaringan melalui serangan siber.

Misalnya, mematikan pasokan listrik, melumpuhkan transportasi, menghancurkan sistem perbankan, atau pun mengambil alih situs industri tertentu.

Kendati belum pernah terjadi, bukan berarti ancaman itu bisa diabaikan.

Bahkan, sejumlah ahli kini memandang, potensi serangan siber dari para teroris merupakan hal yang sudah harus disikapi serius. 

Ketika kelompok garis keras tersebut belum mampu menguasai teknologi internet, ada kemungkinan mereka menggunakan "tenaga" orang lain demi menciptakan petaka. 

"Serangan digital dengan dampak yang besar sepertinya menjadi potensi di waktu yang tak terlalu lama lagi," kata Guillaume Poupard, seperti dikutip AFP, Sabtu (28/1/2017).

Poupard adalah Kepala Badan Layanan Keamanan Digital Perancis (ANSSI). Dia mengungkapkan hal ini dalam wawancara yang berlangsung di Lille, Perancis.

"Ketakutan kita yang utama, dan mungkin kita sudah berada di masa tersebut sekarang, para teroris membayar orang untuk melakukan itu," ungkap Poupard.

"Orang mungkin melakukan segalanya demi uang," tegasnya. 

Kelompok teroris macam Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), Al-Qaida, dan yang lainnya, sejauh ini masih menggunakan "jasa" internet untuk propaganda dan kebutuhan rekruitmen.

"Kemampuan untuk itu memang rumit, meski begitu tak serumit urusan persenjataan nuklir," kata dia.

"Dengan sejumlah orang, sedikit uang, namun tak terlalu mencolok, bisa sangat efektif," ungkap Poupard lagi. 

Di awal bulan ini, Direktur Europol Rob Wainwright juga mengeluarkan seruan serupa.

Dia menduga, kelompok teroris sedang berupaya masuk untuk melakukan serangan siber dalam ajang World Economic Forum di Davos, Switzerland.

"Sekalipun mereka tak memiliki akses atau pun kapabilitas, mereka akan dengan mudah membeli jasa itu di darknet," kata dia.

Darknet atau jalur gelap internet adalah istilah yang menggambarkan sebuah jalur komunikasi yang sulit dideteksi melalui jaringan internet.

"Di sana bisa ditemukan perdagangan besar dalam hal teknologi kriminalitas siber," kata dia dalam sebuah diskusi panel bertajuk "Terorisme di Era Digital". 

"Menyerang infrastruktur penting dari sebuah negara, bagi sebagian besar negara, bukan perkara mudah," kata dia.

Dia pun menilai, serangan siber berbeda dengan serangan yang dilakukan para teroris selama ini.

"Ini adalah sesuatu yang tidak langsung dan mencolok seperti menembakkan senjata otomatis di teater atau di depan umum," sambung dia.

Berdasarkan data pembajakan dan kejahatan siber dari sejumlah negara, biasanya kerap terkait dengan organisasi kriminal. Mereka menawarkan jasa melalui jalur gelap internet tadi.

Sehingga, dengan kondisi situs yang anonim, beberapa pelaku mungkin membantu teroris tanpa menyadarinya. 

"Jadi faktanya, hal itulah yang kita takutkan sekarang," ungkap Poupard lagi.

"Teroris macam ISIS tak dapat dengan cepat membanguan serangan siber namun mereka bisa melakukannya dengan perantara," kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com