DAMASKUS, KOMPAS.com - Mengawali musim dingin, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus, Suriah, Rabu (30/11/2016), merepatriasi 26 orang WNI/TKI dari Suriah melalui Lebanon.
Setelah tiba di Lebanon, KBRI Beirut akan menguruskan pemulangan para repatrian gelombang ke-281 itu ke Indonesia lewat Bandara Internasional Lebanon.
Dalam repatriasi kali ini, KBRI juga berhasil menyelamatkan dua anak Indonesia masing-masing Mohammad Hilman (3) kelahiran Damaskus dan Muhannad Touja (4) kelahiran Aleppo.
Selain itu, terdapat tujuh korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Sebagian besar peserta repatrian merupakan para TKI yang berasal Jawa Barat dan Nusa Tengara Barat (NTB). Selebihnya berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Dengan kepulangan 26 WNI ini, jumlah WNI di shelter KBRI Damaskus kini tinggal 28 orang.
Pejabat Konsuler I KBRI Damaskus, Makhya Suminar, saat pelepasan para repatrian menegaskan, pemulangan WNI ini merupakan program yang berlangsung sejak tahun 2012.
Repatriasi terus dilakukan karena situasi keamanan di Suriah yang masih sangat mengkhawatirkan dan tidak mungkin kontrak kerja TKI diperpanjang lagi.
Makhya Suminar mengharapkan agar para repatrian setelah kembali ke kampung halaman di Indonesia agar mulai hidup baru bersama keluarga dan jangan pernah terpikir kembali ke Suriah.
“Pengiriman tenaga kerja wanita ke Timur Tengah sudah ditutup permanen,” kata Makhya.
Anak-anak “shelter”
Pejabat Penerangan Sosbud KBRI Damaskus, AM Sidqi, dalam rilisnya mengatakan, yang berbeda dari repatriasi kali ini adalah turut direpatriasi dua anak-anak hasil hubungan WNI dan WN Suriah, yaitu Mohammad Hilman dan Muhannad Touja.
Ibu dari Mohammad Hilman, Nani Nuraeni bt Sail, berasal dari Majalengka Jawa Barat datang ke Damaskus sebagai TKI pada Desember 2008.
Bulan berganti bulan, Nani malah bekerja di kantor agen TKW ilegal Samer al-Bawab.