Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donasi 31 Kg Emas Wujudkan Restorasi Stupa Boudhanath di Nepal

Kompas.com - 22/11/2016, 17:07 WIB

KATHMANDU, KOMPAS.com - Sekitar 18 bulan berlalu, ketika gempa dahsyat mengguncang negara pegunungan Nepal, banyak situs bersejarah di negeri itu yang turut hancur.

Salah satu monumen ikonik yang hancur dalam bencana itu adalah monumen Buddha yang menjulang di Kathmandu.

Hari ini, Selasa (22/11/2016), warga Nepal merayakan rampungnya restorasi monumen tersebut.

Selama ini, monumen itu dikenal sebagai salah satu monumen terbesar di dunia, dan menjadi tujuan utama para pelancong.

Uniknya, stupa Boudhanath itu tidak diperbaiki dengan dana dari pemerintah. Namun, dari penggalangan dana komunitas Buddha dan bantuan dari sukarelawan setempat.

Sebelum ini, pemerintah setempat telah dihujani kritik menyusul lambannya langkah rekonstruksi atas situs warisan sejarah yang rusak dilanda gempa.

Bahkan, Pemerintah Nepal secara umum dinilai gagal dalam melakukan restorasi atas wilayah yang hancur tersebut.

Perdana Menteri Khadga Prasad Oli mengungkapkan pujiannya atas upaya warga untuk melakukan restorasi ini.

Pujian itu diutarakan Oli ketika menyampaikan sambutan dalam peresmian kembali monumen Boudhanath.

Dia bahkan menyebut, langkah itu seharusnya menjadi contoh bagi warga Nepal lainnya.

"Langkah ini menunjukkan bahwa kita bisa memperbaiki sendiri warisan budaya yang kita miliki," ungkap Oli seperti dikutip AP.

"Hal ini sekaligus memberikan contoh dan tekanan kepada pemerintah, untuk segera melakukan rekonstruksi seluruh rumah dan kuil yang rusak," sambung dia.

Monumen yang diyakini dibangun pada abad ke 14 itu, hancur akibat guncangan gempa dengan kekuatan 7,8 magnitudo, pada April 2015.

Bencana itu merenggut 9.000 nyawa dan membuat jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal. 

Pendonor lokal dan mancanegara mengumpulkan dana hingga lebih dari dua juta dollar AS, untuk pembangunan kembali situs ini.

Demikian dikatakan Milan Bhujel, salah satu penasihat untuk the Boudhanath Area Development Committee, yang membantu mengkoordinasi pembangunan tersebut.

Pendonor juga menyumbang 31 kilogram emas, yang digunakan untuk melapisi permukaan struktur puncak.

Termasuk, untuk melapisi 13 anak tangga yang menggambarkan perjalanan Buddha menuju pencerahan. 

Pada akhir pekan lalu, sebuah helikopter menyirami monumen itu dengan bunga, terkait upacara pemurnian yang berlangsung selama tiga hari.

Acara itu menarik perhatian ribuan peziarah yang datang untuk berdoa di tempat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com