Semuanya itu berakhir ketika Comey—yang menentang nasihat Departemen Kehakiman—mengirim surat ke sejumlah pemimpin terkemuka di Kongres AS.
Comey mengatakan bahwa tim penyelidik FBI akan kembali kaji kasus Hillary berdasarkan temuan dokumen pada komputer yang pernah digunakan bersama dengan orang kepercayaannya sejak lama, Huma Abedin, dan Anthony Weiner, suami Huma yang sudah bercerai.
Menurut Comey, pihak berwenang menemukan dokumen-dokumen yang kemungkinan terkait dengan Hillary, ketika sedang menyelidiki pesan cabul yang dituduh dilakukan oleh Weiner dengan seorang anak perempuan berusia 15 tahun.
Departemen Kehakiman selama ini bersikap untuk tidak campur tangan dalam dunia politik AS, meskipun Partai Republik ataupun Partai Demokrat sering menuduh badan ini memihak dalam beberapa keputusannya.
Comey mengatakan kepada staf-stafnya di FBI bahwa ia merasa berkewajiban untuk memberi tahu Kongres tentang dibukanya kembali penyelidikan terhadap e-mail Hillary ini karena ia telah berulang kali mengatakan kepada mereka bahwa penyelidikan sudah selesai.
Menurut Comey, ia belum tahu signifikansi dokumen baru yang ditemukan di komputer Huma Abedin-Anthony Weiner itu terhadap Hillary.
Satu laporan mengatakan, pihak berwenang bahkan belum punya surat perintah untuk memeriksa materi itu.
Desakan Hillary
Hillary yang unggul atas Trump mengecam langkah Comey dan mendesaknya “menjelaskan semua hal itu sekarang juga, dan buka kartu” apa yang sesungguhnya dicari tim penyelidik FBI.
“Cukup aneh untuk memaparkan hal seperti itu hanya dengan sedikit informasi sebelum hari pemungutan suara,” ujar Hillary kepada pendukungnya di negara bagian Florida.
“Faktanya, hal ini bukan saja aneh, melainkan juga tidak pernah terjadi sebelumnya dan sangat merugikan karena pemilih berhak mendapatkan fakta yang lengkap dan menyeluruh,” kata Hillary.
Trump kembali menyampaikan apa yang disampaikan sebelumnya bahwa “Hillary adalah penjahat kriminal dan pelaku tindakan ilegal” ketika berkampanye di negara bagian Arizona.
Para pendukung Trump meneriakkan kata “lock her up” atau “penjarakan dia”. “Ini adalah skandal politik terbesar setelah Watergate, dan setiap orang sangat berharap bahwa hukum akan ditegakkan,” tambah Trump merujuk pada skandal yang memicu pengunduran diri Presiden Richard Nixon tahun 1974.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.