Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direktur FBI: Karier Penegak Hukum Ditandai Independensi

Kompas.com - 31/10/2016, 13:03 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat, James Comey, telah mengambil peran terbesar yang pernah dilakoninya, dengan mengikutsertakan dirinya dalam beberapa hari terakhir menjelang Pilpres AS.

James Comey punya reputasi sebagai jaksa tangguh yang menghadapi sejumlah terdakwa paling menonjol selama seperempat abad lalu dan pernah membantu menetapkan aturan bagi pengawasan tersangka teroris.

Comey merupakan sosok berpengaruh di Departemen Kehakiman di bawah pemerintahan Presiden George Walker Bush dari Partai Republik.

Pria berusia 55 tahun itu kemudian ditunjuk sebagai direktur FBI oleh Presiden Barack Obama yang berasal dari Partai Demokrat. Ia senantiasa menunjukkan independensinya.

Kini, beberapa hari menjelang pemungutan suara 8 November, Comey mengumumkan bahwa FBI, badan penegak hukum di negara tersebut, akan membuka kembali penyelidikan terhadap calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.

Penyelidikan itu terkait dengan penggunaan server pribadi yang tidak aman ketika Hillary menjabat sebagai menteri luar negeri pada tahun 2009 hingga 2013. Apakah ia keliru menangani dokumen-dokumen keamanan nasional rahasia.

Pada Juli lalu, Comey telah menyatakan bahwa cara Hillary menangani dokumen-dokumen rahasia yang ditemukan dalam komputernya itu “sangat ceroboh”.

Akan tetapi, Comey mengatakan, tidak ada tuntutan kriminal yang akan diajukan, suatu keputusan yang menimbulkan kemarahan Partai Republik yang ingin mencegah Hillary supaya tidak menjadi presiden AS dan sekaligus perempuan pertama yang menjadi panglima tertinggi.

Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, kerap mencemooh Hillary sebagai “Crooked Hillary” atau “Hillary Si Pembohong”.

Hal itu, kata Trump, karena Hillary menggunakan server pribadi di rumahnya di New York.

Dalam beberapa kesempatan, Hillary mengatakan bahwa hal itu merupakan kesalahan, meskipun ia juga mengatakan, sepengetahuannya, ia tidak pernah mengirim atau menerima dokumen rahasia.

Isu ini tidak lagi muncul dalam kampanye selama beberapa minggu ini setelah munculnya rekaman pembicaraan Trump tahun 2005.

Trump menyampaikan pernyataan cabul tentang perempuan dan membual tentang bagaimana ia bisa meraba-raba perempuan karena statusnya sebagai selebriti.

Ia menggambarkan pernyataan-pernyataan cabul itu sebagai “pembicaraan di kamar ganti” dan mengatakan ia tidak pernah mewujudkan bualannya.

Meski demikian, kemudian muncul puluhan perempuan yang menyatakan Trump pernah melakukan tindakan yang tidak diinginkan terhadap mereka dalam kurun waktu 30 tahun ini, klaim yang dinilai Trump sebagai rekayasa.

Semuanya itu berakhir ketika Comey—yang menentang nasihat Departemen Kehakiman—mengirim surat ke sejumlah pemimpin terkemuka di Kongres AS.

Comey mengatakan bahwa tim penyelidik FBI akan kembali kaji kasus Hillary berdasarkan temuan dokumen pada komputer yang pernah digunakan bersama dengan orang kepercayaannya sejak lama, Huma Abedin, dan Anthony Weiner, suami Huma yang sudah bercerai.

Menurut Comey, pihak berwenang menemukan dokumen-dokumen yang kemungkinan terkait dengan Hillary, ketika sedang menyelidiki pesan cabul yang dituduh dilakukan oleh Weiner dengan seorang anak perempuan berusia 15 tahun.

Departemen Kehakiman selama ini bersikap untuk tidak campur tangan dalam dunia politik AS, meskipun Partai Republik ataupun Partai Demokrat sering menuduh badan ini memihak dalam beberapa keputusannya.

Comey mengatakan kepada staf-stafnya di FBI bahwa ia merasa berkewajiban untuk memberi tahu Kongres tentang dibukanya kembali penyelidikan terhadap e-mail Hillary ini karena ia telah berulang kali mengatakan kepada mereka bahwa penyelidikan sudah selesai.

Menurut Comey, ia belum tahu signifikansi dokumen baru yang ditemukan di komputer Huma Abedin-Anthony Weiner itu terhadap Hillary.

Satu laporan mengatakan, pihak berwenang bahkan belum punya surat perintah untuk memeriksa materi itu.

Desakan Hillary

Hillary yang unggul atas Trump mengecam langkah Comey dan mendesaknya “menjelaskan semua hal itu sekarang juga, dan buka kartu” apa yang sesungguhnya dicari tim penyelidik FBI.

“Cukup aneh untuk memaparkan hal seperti itu hanya dengan sedikit informasi sebelum hari pemungutan suara,” ujar Hillary kepada pendukungnya di negara bagian Florida.

“Faktanya, hal ini bukan saja aneh, melainkan juga tidak pernah terjadi sebelumnya dan sangat merugikan karena pemilih berhak mendapatkan fakta yang lengkap dan menyeluruh,” kata Hillary.

Trump kembali menyampaikan apa yang disampaikan sebelumnya bahwa “Hillary adalah penjahat kriminal dan pelaku tindakan ilegal” ketika berkampanye di negara bagian Arizona.

Para pendukung Trump meneriakkan kata “lock her up” atau “penjarakan dia”. “Ini adalah skandal politik terbesar setelah Watergate, dan setiap orang sangat berharap bahwa hukum akan ditegakkan,” tambah Trump merujuk pada skandal yang memicu pengunduran diri Presiden Richard Nixon tahun 1974.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com