Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arti Strategis Mosul bagi Banyak Kaum

Kompas.com - 20/10/2016, 15:45 WIB
Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir

Penulis

KOMPAS.com - Akhirnya operasi militer untuk membebaskan kota Mosul dari kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), Senin (17/10), dimulai.

Operasi militer tersebut dilakukan oleh pasukan gabungan yang terdiri dari pasukan reguler Irak, Peshmerga (satuan keamanan Kurdi), dan pasukan koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat.

Ada pula milisi Syiah yang disebut Hashid al-Shaabi, yang bertugas sebagai pasukan pendukung.

Mosul jatuh ke tangan ISIS dalam serangkaian serangan mengejutkan kelompok radikal itu pada Juni 2014 ke provinsi Irak bagian barat dan barat laut yang dikenal berpenduduk mayoritas Arab Sunni.

Saat itu, kota-kota besar di provinsi yang terletak di barat dan barat laut Irak dalam waktu singkat jatuh ke tangan ISIS, seperti kota Ramadi (ibu kota Provinsi Al-Anbar), Fallujah, Tikrit, dan Mosul.

Mosul merupakan kota besar terakhir yang dikontrol ISIS saat ini setelah jatuhnya Ramadi, Tikrit, dan Fallujah ke tangan Baghdad.

Mosul yang terletak sekitar 405 kilometer arah barat laut ibu kota Baghdad merupakan kota terbesar kedua di Irak setelah Baghdad.

Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1,5 juta warga Mosul masih bertahan di kota tersebut.

Maka, nilai strategis Mosul, bagi Baghdad ataupun ISIS, setara dengan Aleppo di Suriah bagi Damaskus dan kubu oposisi.

Secara geografis, Mosul yang merupakan ibu kota Provinsi Nineveh sangat strategis karena berbatasan langsung dengan Suriah di arah barat, berbatasan dengan wilayah Kurdistan di utara dan timur, berbatasan dengan Provinsi Al-Anbar di selatan, dan dengan Provinsi Salah Ad-Din di tenggara.

Selama ini, ISIS menggunakan Nineveh di Irak dan Provinsi Der el-Zour di Suriah sebagai jalur logistik terbesar antara Irak dan Suriah.

Maka, dikenal pula jalur logistik terpenting ISIS yang membentang dari Mosul, Irak, hingga Raqqa, Suriah, melalui Provinsi Der el-Zour.

Posisi terkuat ISIS terdapat di Provinsi Nineveh di Irak dan Provinsi Raqqa di Suriah.

Bagi kaum Kurdi pun, Mosul dan Provinsi Nineveh sangat strategis karena berbatasan langsung dengan wilayah Kurdistan di Irak utara.

Karena itu, kaum Kurdi melihat jatuhnya Mosul dan Provinsi Nineveh ke tangan ISIS merupakan ancaman terhadap wilayah Kurdistan.

Selain itu, meski Mosul dan Provinsi Nineveh berpenduduk mayoritas Arab Sunni, tidak sedikit kaum Kurdi berdomisili di wilayah-wilayah itu.

Secara ekonomi pun, kota Mosul yang merupakan basis ekonomi terkuat kedua di Irak, setelah Baghdad, dikenal mitra dagang strategis wilayah Kurdistan.

Karena itu, kaum Kurdi dengan Peshmerga-nya ngotot ikut terlibat dalam pertempuran Mosul untuk melindungi kepentingan Kurdi.

Mosul dan Provinsi Nineveh juga dikenal memiliki warga minoritas dalam jumlah besar, seperti kaum Turkman (keturunan Turki) dan warga Arab Kristen.

Warga Arab Kristen terbesar kedua di Irak, setelah Provinsi Baghdad, berada di sana. Itulah sebabnya pertempuran Mosul menjadi perhatian regional dan internasional saat ini. 

(Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 Oktober 2016, di halaman 8 dengan judul "Arti Strategis Mosul bagi Banyak Kaum")

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com