Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korsel dan China Bersitegang Lagi gara-gara Ikan

Kompas.com - 11/10/2016, 10:54 WIB

SEOUL, KOMPAS.com — Korea Selatan dan China kembali bersitegang dan kali ini dipicu oleh tindakan nelayan China yang mencuri ikan di perairan barat Korsel.

Pada Selasa (11/10/2016) ini, Seoul memanggil Duta Besar China untuk Korsel guna menyampaikan protes atas tindakan nelayan China yang menenggelamkan kapal penjaga pantai Korsel, seperti dilaporkan Associated Press.

Peristiwa tenggelamnya kapal Korsel itu terjadi pada Jumat (7/10/2016) ketika petugas penjaga pantai mencoba untuk mengusir sekitar 40 kapal nelayan China karena menangkap ikan secara ilegal di lepas pantai barat Korsel.

Menurut petugas penjaga pantai Korsel, tidak ada korban luka dalam insiden tersebut.

Salah satu petugas penjaga pantai berada di kapal Korsel yang ditabrak oleh dua kapal ikan China. Ia kemudian melompat ke dalam air dan diselamatkan oleh rekan-rekannya.

Penabrakan itu berlangsung setelah delapan petugas penjaga pantai Korsel lainnya telah naik ke sebuah kapal China untuk melakukan pemeriksaan.

Kementerian Luar Negeri Korsel, Selasa ini, memanggil Dubes China untuk Korsel, Qiu Guohong, dan menyampaikan protesnya atas peristiwa tersebut.

Pada Minggu (9/10/2016), Kemenlu Korsel juga telah memanggil Konsul Jenderal China.

Sementara itu, Beijing pada Senin (10/10/2016) mengatakan bahwa pihak berwenang China masih memverifikasi situasi, tetapi mendesak Korsel untuk tetap tenang.

Media Korsel melaporkan, petugas penjaga pantai melepaskan tembakan di perahu nelayan dan ke udara ketika kapal nelayan China bergerak mendekati kapal penjaga pantai Korsel.

Para pejabat penjaga pantai di Seoul mengatakan pada Selasa ini bahwa mereka dapat mengonfirmasi bahwa tembakan peringatan telah diarahkan ke udara.

Namun, masih diselidiki jika ada tembakan yang diarahkan ke kapal nelayan China.

Penjaga pantai mengatakan, kapal yang tenggelam berbobot 4,5 ton. Kapal bertolak dari sebuah kapal yang lebih besar untuk memeriksa perahu nelayan China.

Salah satu kapal China itu jauh lebih besar dengan bobot sekitar 100 ton.

China telah terlibat konflik dengan beberapa negara di Laut China Selatan. Bentrokan dengan petugas penjaga pantai Korsel juga terjadi dalam beberapa tahun ini.

Kapal-kapal nelayan China telah keluar dari perairan sendiri yang minim ikan dan menjangkau hingga wilayah perairan negara tetangga, termasuk di wilayah sekitar Natuna, Indonesia.

Akhir bulan lalu, tiga nelayan China tewas akibat kebakaran setelah petugas penjaga pantai Korsel melemparkan granat "flashbang" ke perahu mereka.

Granat ini adalah perangkat non-mematikan yang menghasilkan kilatan cahaya yang menyilaukan dan dengan suara ledakan keras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com