Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan Pakai Kacamata Hitam dan Payung di Lokasi Bencana Kena Skors

Kompas.com - 23/09/2016, 15:37 WIB

XIAMEN, KOMPAS.com - Seorang wartawan televisi di China yang difoto menggunakan kacamata hitam dan membawa payung demi menahan terik matahari diskors dari pekerjaannya.

Wartawan perempuan yang tidak disebutkan namanya itu difoto ketika melakukan wawancara di Kota Xiamen.

Hal itu merupakan bagian dari tugas liputan pasca Topan Meranti yang melanda kawasan itu.

Penampilan si wartawan tampak "kontras" dengan relawan yang diwawancarainya. Relawan itu bertugas untuk membersihkan kota setelah diterjang badai.

Foto tersebut menjadi viral, dengan banyak netizen yang lantas menuduh dia tidak profesional.

Stasiun televisi Xiamen mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Salah satu jurnalis kami tidak mematuhi aturan kami, dan berperilaku tak pantas dalam sebuah wawancara".

"Hal itu merusak citra para wartawan dan menyebabkan sebuah dampak yang negatif kepada publik."

Pejabat meteorologi mengatakan, Topan Meranti merupakan yang badai yang terkuat dalam tahun ini.

Setidaknya satu orang tewas di China dan seorang lain di Taiwan.

Di China, daratan badai menerjang bagian selatan Provinsi Fujian.

Pengguna media sosial terbelah

Sejumlah komentar online, terutama di jejaring sosial seperti Twitter di China yaitu Weibo, terbelah antara citra wartawan dan perilaku ketika meliput di wilayah yang terkena badai.

Pengguna Weibo "Eclairask" bertanya apakah stasiun TV telah menjelaskan kepada wartawan untuk "tidak dapat menggunakan kacamata hitam".

"Atau apakah stasiun terpaksa menangguhkan wartawan karena tekanan dan kemarahan publik?"

Pengguna lain, Pan mengatakan, "Jika Anda mengetahui bagaimana susah dan kerasnya menjadi wartawan, Anda tidak akan fokus pada aksesorinya."

Pengguna Weibo yang lain mengatakan, masalah itu karena dia kurang sopan, dan tidak mengetahui bagaimana menghormati orang yang dia wawancara.

Tentara merah modern

Yanping Zhang, salah satu pengguna media sosial yang kembali mengunggah foto itu secara online, mengatakan, reaksi dari banyak orang lebih keras dibandingkan yang dia perkirakan.

Zhang mengatakan tidak jelas siapa yang sebenarnya mengambil foto itu, tetapi hukumannya terasa berlebihan.

"Saya pikir cukup peringatan lisan internal saja," kata dia.

"Apa yang saya harapkan untuk menunjukkan kepada publik bahwa tidak sopan bagi seorang jurnalis untuk menggunakan kacamata hitam dan memegang sebuah payung ketika wawancara."

Zhang sekarang malah menjadi subyek kekerasan dan serangan melalui lama Weibo.

Pengguna internet menuduh dia menjadi penjaga moral, sedangkan beberapa orang lainnya bahkan mengutuk keluarganya.

Dia dijuluki sebagai seorang "Tentara merah modern", mengacu pada para pemuda yang bersemangat dan sering kali kejam dalam menjalankan prinsip-prinsip Revolusi Budaya China.

Saat itu, banyak orang dibunuh dan dipukul atas nama penegakan cita-cita Mao Zedong.

"Saya benar-benar tidak bersalah. Saya bahkan tidak mengetahui wartawan itu secara personal," kata Zhang.

Seorang jurnalis perempuan yang bekerja di stasiun TV Yijing Lin juga mengatakan kepada BBC bahwa reaksi itu harus dipahami sebagai harapan dan gambaran publik China terhadap wartawan.

"Saya tidak akan menyebutnya stereotip, tetapi itu memang terjadi," kata dia.

"Saya melihat orang yang suka bertualang tidak keberatan kakinya menjadi kotor," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com