Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Faith Fashion Fussion", Mekarnya Tren Busana Muslim di Australia

Kompas.com - 10/09/2016, 17:13 WIB
Caroline Damanik

Penulis

Selain Mecca, ada pula profil perempuan lain yang diangkat dalam pameran ini, seperti Susan Carland, dosen di Monash University, serta Amna Karra-Hassan dan Lael Kassem, pemain perempuan di klub profesional football di Australia.

Dalam pameran ini juga ditampilkan profil Delina Darusman-Gala. Delina dikenal sebagai fashion blogger Muslim pertama di Australia yang juga sukses menjalankan bisnis fesyen secara online.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Delina Darusman-Gala, "fashion blogger" Muslim pertama di Australia. Profilnya diangkat dalam pameran bertajuk “Faith Fashion Fushion” yang mengusung tren busana santun untuk perempuan Muslim di National Archives of Australia di Canberra, ACT, Australia, pada akhir Mei 2016.
Dalam postingannya di media sosial, dia kerap memberikan inspirasi dan tips untuk memadumadankan busana dan aksesori tetapi tetap terlihat santun sebagai perempuan Muslim. Dari aktivitasnya itu, Delina berhasil membangun komunitas fesyen online untuk kalangan perempuan Muslim.

Berbagai profil perempuan Muslim di Australia dan busana santun karya para desainer yang dipajang di pameran ini meraih perhatian para pengunjung, termasuk para wisatawan asal Indonesia.

"Ini satu hal yang menurut saya luar biasa ya apalagi buat generasi-generasi di bawah saya lah ya yang mereka masih kelihatan takut ada rasialis mengenai jilbab (di Australia). Anak saya sempat takut. Tapi begitu dijelaskan di sini keberagaman agama di sini bagus, jadi enggak usah khawatir menggunakan jilbab dan ini harus terus digalakkan,” kata Nita Gilik, warga BSD.

Menurut Nita, seseorang yang berbusana santun bukan berarti tidak bisa modis. Dengan tetap berpegang pada aturan agama, padu padan bisa membuat perempuan muslim juga tampak modis.

“Jangan sampai membentuk terlalu ketat untuk remaja. Berpakaian Muslim masih bisa modis, bisa menampilkan yang beda, tetapi tetap sesuai dengan kaidah yang diajarkan,” tutupnya.

Sementara itu, Laura Anderson, Chairman of the Melbourne Fashion Festival, menambahkan bahwa budaya multikulural sangat memengaruhi tren fesyen di Australia belakangan ini, termasuk dari negara-negara Asia Tenggara dan Timur Tengah. Ini disebabkan makin tingginya permintaan konsumen yang memang membutuhkan busana-busana santun.

“Perpaduan fussion of culture, gaya hidup dan sejarah dituangkan dalam tekstil modern,” ungkapnya saat ditemui di Melbourne, awal Juni 2016.

 

KOMPAS.com/Caroline Damanik Pameran bertajuk “Faith Fashion Fushion” yang mengusung tren busana santun untuk perempuan Muslim di National Archives of Australia di Canberra, ACT, Australia, pada akhir Mei 2016.

 

(Tulisan ini merupakan bagian dari program "Jelajah Australia 2016". Kompas.com telah meliput ke berbagai pelosok Australia pada rentang 14 Mei - 15 Juni 2016 atas undangan ABC Australia Plus. Di luar tulisan ini, masih ada artikel menarik lainnya yang telah disiapkan terbit pada Juli hingga akhir Agustus 2016. Anda bisa mengikuti artikel lainnya di Topik Pilihan "Jelajah Australia 2016".)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com