Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Meksiko Dituduh Eksekusi 22 Anggota Kartel dalam Sebuah Penggerebekan

Kompas.com - 19/08/2016, 20:30 WIB

MEXICO CITY, KOMPAS.com - Kepolisian Meksiko mengeksekusi 22 tersangka anggota geng, menyiksa dua di antara mereka sebelum menggantung sejumlah jasad anggota geng itu.

Pembantaian itu terjadi saat anggota polisi federal, yang dibantu sebuah helikopter Black Hawk, menyerbu yang diduga tempat persembunyian anggota Kartel Generasi Baru Jalisco.

Menurut Komnas HAM Meksiko (CNDH), penggerebekan itu mengakibatkan 42 tersangka anggota kartel dan seorang polisi tewas.

Anggota keluarga korban tewas dan pakar forensik yakin beberapa orang ditembak mati saat mencoba kabur.

Sebagian besar dari korban sedang tidur di beranda rumah dan kemudian kocar kacir ketika pasukan kepolisian muncul.

Presiden CNDH Raul Gonzalez mengatakan, kepolisian tidak mengakui aksi brutal mereka ini. Sejumlah petugas polisi diduga memindahkan tujuh jasad dan senjata api untuk memanipulasi TKP.

Polisi, lanjut Gonzalez, bahkan menyiksa dua orang yang mereka tahan dan membakar dua jasad anggota kartel.

"Kami mendapatkan bukti yang menunjukkan adanya pelanggaran HAM berat yang dilakukan polisi federal," kata Gonzalez.

Sayangnya, lanjut Gonzalez, CNDH tak bisa menjelaskan bagaimana 15 korban lainnya tewas.

CNDH menambahkan, meski para personel kepolisian menghadapi ancaman kematian dalam memerangi kartel narkoba yang brutal, sangat penting bagi polisi untuk memegang standar tertinggi dalam bertugas.

Awal tahun ini, Inisiatif Keadilan Terbuka untuk Masyarakat, sebuah badan pemantau HAM swasta, mengatakan, berbagai insiden termasuk di Tanhuato merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Organisasi ini mendesak agar pengadilan melakukan investigasi apakah pemerintah Meksiko gagal mengatasi masalah semacam ini.

"Mereka seharusnya dtahan, bukan dieksekusi bahkan jika mereka adalah anggota kartel tindakan ini tak bisa dibenarkan," kata Margarito Romero, ayah salah satu korban tewas itu.

Sementara, Komisioner Keamanan Nasional Meksiko, Renato Sales mengatakan, dia tak mengizinkan polisi melakukan eksekusi terhadap para tersangka.

Dia mengatakan, investigasi terkait penyergapan itu masih berlanjut dan mendesak Kongres agar menerbitkan undang-undang untuk mengatur penggunaan kekerasan oleh aparat keamanan.

"Menurut kami, senjata api digunakan di saat dibutuhkan dan proporsional di kala para petugas tengah terancam, maka mereka melakukannya demi membela diri," kata Renato.

Penyergapan tahun lalu itu dilakukan di kota kecil Tanhuato, di negara bagian Michoacan yang terkenal dengan angka pembunuhannya yang sangat tinggi.

Angka pembunuhan di negara bagian ini adalah yang tertinggi di Meksiko tetapi bukan hal yang aneh di tengah perang melawan narkoba yang dikobarkan pemerintah negeri itu.

Sebagian besar korban tewas dalam penyergapan di Tanhuato berasal dari kota Ocotlan yang berada di seberang perbatasan negara bagian Jalisco.

Polisi dan marinir Meksiko dituding melakukan banyak pelanggaran HAM sejak perang melawan narkoba yang sudah menewaskan 100.000 orang dikobarkan pada 2006.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com