Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia dan Kisah Pangkalan Udara Militer Hamedan di Iran

Kompas.com - 19/08/2016, 15:02 WIB
Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir

Penulis

Masyarakat regional dan internasional dikejutkan oleh berita pesawat pengebom jarak jauh Rusia, Tupolev Tu-22M3 dan Sukhoi Su-34, yang mulai Selasa (16/8/2016), lepas landas dari pangkalan udara militer Hamedan di Iran untuk menggempur sasaran teroris di Suriah.

Menurut harian Al Hayat, jarak antara pangkalan udara Hamedan di Iran dan sasaran gempuran di Suriah hanya sekitar 700 kilometer.

Sehingga pesawat pengebom sekelas Tu-22M3 dan Su-34 tidak perlu menambah bahar bakar di udara dalam misi di Suriah.

Sejak intervensi langsung militer di Suriah, mulai September 2015, Rusia menggunakan pangkalan udara Hmeimim, dekat kota Latakia, Suriah, untuk lepas landas pesawat tempurnya.

Namun, pangkalan udara militer Hmeimim hanya mampu menampung serta dibuat untuk lepas landas helikopter dan pesawat tempur jarak pendek hingga menengah, seperti pesawat tempur MiG 23, 25, dan 29, helikopter tempur Mi-24, dan Mi-35.

Sejalan dengan semakin rumit dan berkembangnya perang di Suriah, khususnya Suriah utara, seperti Aleppo dan Idlib, Rusia merasa kian butuh pesawat pengebom kelas berat semacam Tu-22M3 dan Su-34.

Sebelum ini, Rusia menggunakan pangkalan udara militer Mozdok di Ossetia, Rusia selatan, untuk lepas landas Tu-22M3 dan Su-34 menuju Suriah.

Namun, jarak antara pangkalan udara Mozdok dan Suriah sekitar 3.000 kilometer. Pesawat-pesawat itu harus menambah bahan bakar di udara untuk mencapai sasaran di Suriah.

Apabila menengok sejarah, kesediaan Iran mengizinkan pesawat pengebom jarak jauh Tu-22M3 dan Su-34 lepas landas dari wilayahnya untuk menggempur sasaran di Suriah bukan suatu hal yang baru.

Iran dan Rusia, yang sebelumnya bernama Uni Soviet, pernah dua kali mencapai kesepakatan yang memberikan hak kepada Uni Soviet untuk meminta pangkalan militer di Iran. Dua kesepakatan itu terjadi pada 1922 dan 1942.

Shah Iran Reza Pahlevi membekukan dua kesepakatan tersebut pada 1970-an, seiring terjalinnya hubungan strategis AS- Iran saat itu.

AP Pesawat tempur Rusia Sukhoi Su-27 (foto: dok). Sebuah jet Rusia jenis Su-27 dilaporkan 'mencegat' pesawat AS saat terbang di atas Laut Hitam.
Namun, lepas landasnya pesawat pengebom Rusia dari pangkalan udara Hamedan menunjukkan, Iran secara de facto saat ini menghidupkan kembali dua kesepakatan itu.

Pangkalan udara militer Hamedan terletak sekitar 47 kilometer utara kota Hamedan di Provinsi Hamedan, Iran barat, dekat perbatasan Irak.

Pangkalan udara militer Hamedan dibangun pada 1960-an dan semula bernama pangkalan udara Shahrokhi.

Nama Shahrokhi diambil dari salah seorang pahlawan angkatan udara Iran pada era monarki.

Pada 1970-an, pangkalan udara militer tersebut direnovasi dan diperluas atas bantuan teknisi dari AS agar bisa menampung pesawat tempur F-5 dan F-14 buatan AS yang dibeli Shah Iran Reza Pahlevi saat itu.

Pada 1982, pemerintahan Ayatollah Imam Khomeini mengubah nama pangkalan udara tersebut menjadi pangkalan udara militer Noje.

Nama Noje diambil dari salah seorang pilot pro Revolusi Iran yang gugur menjelang kedatangan Imam Khomeini ke Iran dari Paris pada 1979.

Pangkalan udara militer Noje di media Iran dan internasional lebih populer disebut pangkalan Hamedan karena terletak dekat kota Hamedan.

Pangkalan udara militer Noje atau Hamedan merupakan pangkalan udara militer terbesar kedua di Iran setelah pangkalan udara militer Vahdati di Dezful yang juga dekat dengan perbatasan Irak.

(Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Agustus 2016, di halaman 8 dengan judul "Rusia dan Kisah Pangkalan Udara Militer Hamedan")

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com