MELBOURNE, KOMPAS.com – Pemerintah Australia di negara bagian Victoria menghadapi pergumulan untuk menekan jumlah perokok aktif. Menurut catatan Quit Victoria, ada lebih dari 700.000 perokok atau sekitar 32 persen dari total jumlah penduduk negara bagian ini.
Banyak keluarga yang kehilangan orang-orang yang dicintainya karena sakit akibat merokok. Pemerintah pun terbebani karena harus menanggung biaya perawatan mereka yang sakit karena rokok.
"Di Victoria, efek dari merokok masih menjadi salah satu masalah utama di kesehatan. Lebih banyak orang meninggal karena merokok daripada kecelakaan lalu lintas. 11 orang di Victoria meninggal setiap harinya karena merokok," kata Direktur Quit Victoria, Sarah White, di Melbourne pada Juni 2016.
Quit Victoria dibentuk dan dikelola bersama oleh VicHealth, Departemen Kesehatan Victoria, Heart Foundation dan Cancer Council Victoria untuk mewujudkan cita-cita Victoria bebas rokok pada tahun 2020. Sejumlah langkah ditempuh mulai dari kampanye hingga pendampingan bagi para perokok yang ingin berhenti mencandu.
"Kami aktif melakukan kampanye tentang bahaya merokok. Kami memberi motivasi kepada mereka untuk berhenti merokok," ungkap Sarah.
“Kami telah memiliki banyak area bebas rokok karena selama satu dekade ini sudah ada peraturan dilarang merokok di dalam ruangan. Tetapi kami berharap, aturan bebas asap rokok bisa diberlakukan di semua restoran di Victoria,” tambahnya kemudian.
Sarah juga mengatakan, gambar organ yang rusak di bungkus rokok sebenarnya juga membantu membuat para perokok jera. Oleh karena itu, mencantumkan gambar itu tetap menjadi salah satu strategi Quit Victoria untuk mengingatkan para perokok tentang bahaya yang mengintai.
Naikkan harga rokok
Memotivasi para perokok untuk berhenti adalah pekerjaan ini tidak mudah karena hal ini terkait dengan kebiasaan yang sudah dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Menurut Sarah, seorang perokok perlu memiliki alasan kuat untuk berhenti merokok.
"Merokok adalah sebuah kebiasaan yang sangat rumit. Ada banyak alasan kenapa orang merokok dan harus ada banyak alasan juga bagi orang untuk berhenti merokok," kata Sarah.
Harga rokok yang tergolong tinggi saat ini, minimal 20 dolar Australia untuk sebungkus rokok, lanjut Sarah, kerap tidak membuat para perokok meninggalkan kebiasaannya. Namun, pihaknya masih berusaha menggolkan gagasan untuk menaikkan harga rokok.
"Harga adalah alasan utama seseorang untuk berhenti merokok. Saat harga rokok semakin tinggi, banyak orang, apalagi anak-anak, tak akan sanggup membeli. Beberapa orang lain juga akan mulai merasa sia-sia menghabiskan uang untuk merokok," tutur Sarah.
Ia mengatakan, Quit Victoria merekomendasikan kenaikan harga sebungkus rokok hingga 40 dolar Australia dan menaikkan pajaknya hingga 70 persen.
Didampingi