Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Hillary Jadi Presiden, Bill Clinton Disapa "First Dude"?

Kompas.com - 28/07/2016, 08:02 WIB

KOMPAS.com - Tugas sebagai First Lady alias Ibu Negara di Amerika Serikat, kini bukan tak mungkin jatuh ke tangan seorang pria.

Namun, bukan sembarang pria. Dia adalah seorang mantan presiden. Lelaki itu bernama Bill Clinton.

Jika sang istri Hillary Clinton memenangi pemilu dan terpilih menjadi Presiden pertama perempuan di AS, lalu apa sapaan untuk Mantan Presiden Bill Clinton?

Tentu hal ini akan menjadi agak rumit dan juga lucu. Buktinya, beragam guyonan tentang kondisi ini sempat marak muncul di jejaring sosial internet. 

Namun, sejak Hillary Clinton mencatatkan sejarah menjadi wanita pertama yang terpilih menjadi calon presiden di AS, maka guyonan tadi pun harus mulai dipikirkan lebih serius. 

Pada bulan November tahun lalu, pemandu acara televisi Jimmy Kimmel dalam sebuah program siarannya sempat mendiskusikan pilihan sapaan untuk pasangan presiden perempuan bersama Hillary Clinton. 

"First dude, first mate, first gentleman — Saya juga tak yakin dengan itu,” ungkap Hillary Clinton saat itu. 

Bill Clinton pun sempat berbicara dalam acara talk show  yang dipandu Rachel Ray pada bulan Januari 2015 silam, terkait isu ini.

Bill Clinton menyebut dia akan disapa "Adam" – sebagai lelaki pertama di muka bumi.

"Kita bergurau tentang hal ini, tapi sebenarnya ini keputusan yang penting," kata Bill Clinton kala itu.

"Keputusan serius tak hanya untuk Hillary, tapi juga untuk negara ini, dan bahkan dunia," sambung dia.

Tak baku
Selama ini, tak ada aturan baku terkait sapaan untuk pasangan presiden, baik itu perempuan atau pun laki-laki. 

Sebutan "First Lady" di AS, menjadi sapaan umum di kalangan masyarakat ketika mulai dipakai oleh media pada abad 19.

Demikian dikatakan penulis buku dan Sejarawan Gedung Putih William Seale seperti dikutip dari USA Today.

Menurut Seale. awalnya, sebutan "First Lady" ditujukan kepada Mary Todd Lincoln pada 1860-an.

Kemudian, sapaan itu menjadi lebih sering terdengar dan mulai teratur dipakai sejak masa istri Presiden Rutherford Hayes, Lucy, di akhir 1870-an.

"Hal itu menunjukkan kepada kita, betapa sapaan tersebut awalnya memang tidak resmi," ungkap dia.

Pembanding
Mencari pembanding dari negara lain yang memiliki presiden perempuan pun tak terlalu menolong.

Kanselir Jerman Angela Merkel mempunyai suami Joachim Sauer, yang sejak lama telah dikenal sebagai profesor dan merupakan pekerjaan utama dia.  

Presiden pertama perempuan di Korea Selatan, Park Geun-hye, tidak menikah. Begitu pula dengan Presiden pertama perempuan Taiwan Tsai Ing-wen.

Lalu, Perdana Menteri Erna Solberg yang menikah dengan Sindre Finnes, lebih sering disapa dengan sebutan "her husband" atau pasangan perdana menteri.

Hal yang sama terjadi di Indonesia, ketika Presiden pertama perempuan Megawati Soekarnoputri memegang jabatan.

Jika istri presiden RI sebelumnya disebut dengan sapaan Ibu Negara, suami Megawati, Taufik Kiemas tak mendapatkan sebutkan khusus.

Lantas bagaimana dengan Bill Clinton? Apalagi dia adalah mantan presiden.

“Gelar dia adalah 'Mr. President', dan itu berlaku untuk seumur hidupnya. Tak peduli dengan adanya gelar lain yang terkait dengan adanya posisi baru atau sejenisnya," ungkap Anita McBride, mantan Kepala Staf untuk Laura Bush.

Dengan demikian, bagaimana Negara menyapa keduanya, --terutama jika mereka berada di dalam acara resmi di ruangan yang sama, sepenuhnya menjadi persoalan semantik.

“Itu semata-mata hanya bagaimana kita menuliskannya. Apa yang akan kita sebutkan dalam wawancara, atau saat berbicara kepada media?" ungkap McBride.

Pertanyaan tak kalah penting adalah bagaimana menentukan nama baru untuk "the Office of the First Lady"?  Hal ini tentu menjadi pilihan di sektor administratif.

“Itu tentu bukan hal yang paling krusial, dan mereka pasti bisa dengan segera mengatasi hal itu. Namun, lebih dari itu, isu ini berkaitan dengan bagaimana mereka menata kehidupan di Gedung Putih," ungkap McBride.

Dr. Lauren Wright, penulis "On Behalf of the President: Presidential Spouses and White House Communications Strategy Today", menilai, sebutan "Kantor Mantan Presiden Presiden Bill Clinton" adalah pilihan yang layak.

"Namun Clinton bisa memilih nama yang lebih netral, jika sebutan yang dipilih itu ingin dipakai terus untuk periode pemerintahan presiden selanjutnya," kata dia.

“Jadi kalau misalnya dia ingin memilih sebutan yang lebih standar, mungkin Clinton bisa memakai nama 'Kantor Pasangan Presiden'?" ungkap dia. 

"First gentleman"?
Hingga saat ini tercatat ada enam pria yang menjadi pasangan gubernur perempuan di negara bagian di AS. Mereka semua umumnya disapa dengan sebutan “first gentleman.”

Namun kelihatannya, sebutan itu tidak dapat dibawa dalam tingkat Presiden AS.

"Ini sangat norak dalam konteks Gedung Putih," kata Seale.

“Akan banyak hal lucu yang tertulis, tapi saya rasa untuk urusan formal akan tetap menggunakan sapaan 'Mantan Presiden AS Bill Clinton' atau "Suami Presiden Hillary Clinton, Presiden Bill Clinton'," ungkap Seale. 

Baca: Akhirnya, Hillary Clinton Benar-benar Mencatat Sejarah...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com