Ketua tim peneliti, Majid Ezzati, juga dari Imperial College London, mengatakan kepada BBC News, "Sekitar sepertiga dari penjelasan bisa jadi gen, tapi itu tidak menjelaskan perubahan dari waktu ke waktu. Gen tidak berubah secepat itu dan mereka tidak banyak variasinya di seluruh dunia.
"Jadi perubahan dari waktu ke waktu dan variasi di seluruh dunia sebagian besar dipengaruhi lingkungan. Itu pada tingkat populasi keseluruhan dibandingkan untuk setiap individu yang gennya memiliki banyak masalah. "
Standar kesehatan yang baik, sanitasi, dan gizi merupakan pendorong utama, kata Majid, dan yang tak kalah penting adalah kesehatan dan gizi ibu selama masa kehamilan.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa tinggi badan berkorelasi dengan akibat positif dan negatif.
Orang-orang tinggi cenderung memiliki harapan hidup lebih lama, dengan penurunan risiko penyakit jantung.
Di sisi lain, ditemukan beberapa bukti mereka berisiko yang lebih besar terkena penyakit kanker tertentu, seperti kolorektal, payudara pascamenopause dan kanker ovarium.
"Salah satu hipotesis menyebutkan bahwa faktor pertumbuhan bisa meningkatkan mutasi sel-sel," kata penulis Imperial lainnya, Elio Riboli.
Penelitian eLife - A Century of Trends in Adult Human Height - dikumpulkan oleh NCD Risk Factor Collaboration, kelompok yang terdiri dari 800 ilmuwan, yang bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Penelitian, yang didanai Wellcome Trust dan Grand Challenges Canada, disampaikan di Manchester dalam pertemuan dua tahunan EuroScience Open Forum.
Berikut adalah daftar negara-negara dengan pria tertinggi di tahun 2014:
Dan berikut negara-negara dengan perempuan tertinggi 2014