Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Pemeriksaan Hillary di Kantor FBI Menuai Serangan dan Ejekan

Kompas.com - 04/07/2016, 17:47 WIB

KOMPAS.com - Berita tentang pemeriksaan presumptive nominee Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Hillary Clinton di Kantor Biro Penyelidik Federal (FBI) di Washington, Sabtu lalu, menjadi sasaran ejekan dan serangan dari pendukung Partai Republik.

Seperti yang telah diberitakan, wawancara digelar selama 3,5 jam dan disebut atas kesediaan sukarela dari Hillary. 

Wawancara itu menyangkut masalah penggunaan email pribadi dan komputer rumah untuk urusan kenegaraan ketika dia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS.

Baca: Hillary Clinton Jalani Pemeriksaan 3,5 Jam di Kantor FBI

"FBI seharusnya membacakan Hillary 'miranda rights' dan membawa dia ke tahanan," tulis Mark Levin, penyiar acara radio di akun Twitter-nya. 

Miranda right atau yang juga bisa disebut Miranda warning, adalah peringatan atau pemberitahuan yang keluarkan polisi saat menangkap tersangka pelaku kriminal.

Dalam peringatan itu disebut bahwa tersangka berhak diam, atau perkataannya dapat digunakan untuk memberatkan dia di muka pengadilan.

Sementara, pernyataan Jurubicara Hillary, Nick Merrill yang menegaskan bahwa wawancara di Kantor FBI itu berlangsung atas kesediaan Hillary sendiri, justru menuai ejekan.

Cendikiawan konservatif Bill Kristol, yang juga editor di Mingguan Standard, menulis ejekan di akun Twitternya.

"Sebagai informasi, saya memberikan 'wawancara sukarela' kepada polisi yang mencegat saya, saat saya dituduh ngebut dalam perjalanan pulang."

Lantas apa reaksi sang rival, Donald Trump?

"Mustahil FBI tidak merekomendasikan tuntutan kriminal terhadap Hillary Clinton,'' kata Donald Trump melalui akun Twitter-nya pula.

"Apa yang dia lakukan jelas salah. Apakah Bill (Clinton) sedemikian bodohnya!" ungkap Trump lagi. 

Menyinggung soal Bill Clinton, Trump lantas menyindir pertemuan mendadak mantan Presiden AS itu dengan Jaksa Agung Loretta Lynch di Bandara Internasional Harbor Sky Phoenix.

Trump menggunggah komentar lagi. "Baru saja diumumkan, informasi dari 'sumber', tidak akan ada tuntutan yang akan diajukan kepada Hillary. Sistem yang ada benar-benar dicurangi," tulis Trump.

Sementara itu, Ketua Komite Nasional Partai Republik, Reince Priebus juga tak ketinggalan mengeluarkan komentar pedasnya.

"Warga AS membutuhkan kepercayaan diri bahwa Departemen Kehakiman di bawah Pemerintahan Presiden Obama akan berlaku adil dan tak memihak."

"Namun, saat Jaksa Agung diam-diam bertemu dengan Bill Clinton hanya beberapa hari sebelum pemeriksaan Hillary, yang juga digelar di tengah libur akhir pekan, maka ini memunculkan dugaan adanya perlakuan khusus," kata dia.

"Seharusnya Hillary mendapatkan perlakuan yang sama seperti warga negara lain," tegas dia.

Di dalam lebih dari 2.000 email yang dikirimkan Hillary, ada sejumlah email yang berisi informasi rahasia, termasuk 22 email rahasia intelijen.

"Kita harus bertanya kepada diri sendiri apakah ini adalah jenis kepemimpinan yang kita inginkan di Gedung Putih," tulis Priebus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com