Cukup toleran
Menurut Wajiran, menjalankan Ramadhan di Australia yang bertepatan dengan musim dingin membuat puasa terasa lebih ringan.
"Karena musim dingin maka waktu malam lebih lama dari pada waktu siang. Kadang waktu siangnya terasa sangat singkat, hanya sekitar sepuluh atau sebelas jam. Hal itu sangat berbeda dengan di Indonesia yang waktu siangnya lebih lama, sekitar tiga belas sampau empat belas jam. Cuaca dingin juga membuat kita tidak mudah kehausan," tambah bapak seorang anak tersebut.
Berbicara mengenai toleransi, Wajiran mengatakan keadaan di Australia sangat bagus, khususnya di lingkungan kampus atau masyarakat berpendidikan.
"Saat kita sedang berpuasa, kebanyakan mereka faham, sehingga saat ada pertemuan yang ada acara makan-makan atau minum mereka akan meminta maaf dan memberi tahu sebelumnya."
"Pernah juga saya menghadiri sebuah pertemuan di kampus di mana minuman yang disediakan biasanya beralkohol, tetapi karena kehadiran saya, satu-satunya mahasiswa muslim, panitia sudah menyediakan minuman alternatif yang tidak beralkohol," tambahnya.
"Demikian juga jika kita ingin membeli makanan, beberapa dari petugas kantin akan menjelaskan secara detail mana yang halal, mana yang tidak jelas atau tidak halal sama sekali," ujarnya
"Pengalaman ini sering kami temui saat ingin berbelanja makanan matang di suatu kantin. Di kantin kampus juga disediakan makanan halal, sehingga tidak sulit bagi kita yang muslim untuk mendapatkannya," kata Wajiran mengakhiri perbincangan.