Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar 10 Negara Sarang Perbudakan, Indonesia "Juru Kunci"

Kompas.com - 31/05/2016, 22:00 WIB

Hampir 80 persen di antaranya adalah buruh paksa, sementara sisanya dijual untuk dinikahkan atau dijadikan pekerja seks.

Saat ini Bangladesh mencatat 390.000 perempuan menjadi korban pelacuran paksa.

5. Uzbekistan
Uzbekistan adalah produsen kapas terbesar keenam di dunia. Selama musim panen ratusan ribu penduduk dipaksa bekerja tanpa bayaran.

Pemerintah berupaya memerangi praktik tersebut. Namun Indeks Perbudakan Global 2016 mencatat tahun lalu sebanyak 1.236.600 penduduk masih bekerja sebagai budak di Uzbekistan.

6. Korea Utara
Berbeda dengan negara lain, sebanyak 1.100.000 budak di Korea Utara bukan bekerja di sektor swasta, melainkan untuk pemerintah.

Eksploitasi buruh oleh Pemerintah Pyongyang sudah lama menjadi masalah.

Saat ini sebanyak 50.000 buruh Korut dikirim ke luar negeri oleh pemerintah untuk bekerja dengan upah minim.

Program tersebut mendatangkan lebih dari dua miliar dollar AS ke dalam kas negara itu.

7. Rusia
Pasar tenaga kerja Rusia yang mengalami booming sejak beberapa tahun silam. Banyak terjadi penyerapan tenaga kerja dari berbagai negara bekas Uni Sovyet seperti Ukraina, Uzbekistan, Azerbaidjan atau bahkan Korea Utara.

Saat ini sebanyak 1.048.500 buruh paksa bekerja di Rusia.

Celakanya langkah pemerintah yang kerap mendiskriminasi buruh dari etnis minoritas justru membantu industri perbudakan.

8. Nigeria
Tidak sedikit perempuan Nigeria yang dijual ke Eropa untuk bekerja di industri pelacuran.

Namun sebagian besar buruh paksa mendarat di sektor informal di dalam negeri.

Tercatat sebanyak 875.500 penduduk Nigeria bekerja di bawah paksaan.

9. Republik Demokratik Kongo
Serupa dengan negara-negara Afrika Sub Sahara lain, Republik Demokratik Kongo mencatat angka tertinggi dalam kasus perbudakan anak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com