Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan PM Selandia Baru Calonkan Diri Jadi Sekjen PBB

Kompas.com - 05/04/2016, 11:52 WIB

WELLINGTON, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Selandia Baru, Helen Clark yang memiliki reputasi luar biasa di negeri asalnya, mencalonkan diri sebagai sekretaris jenderal PBB.

Helen mengumumkan niatnya ini pada Senin (4/4/2016) sekaligus mengakhiri spekulasi selama beberapa bulan terakhir. Jika sukses maka dia akan menjadi perempuan pertama yang menjadi Sekjen PBB.

Perempuan yang oleh koleganya dijuluki sebagai "Si Baja" ini sukses memimpin pemerintahan koalisi kiri-tengah Selandia Baru pada 1999-2008.

Setelah lengser dari jabatan perdana menteri, perempuan 66 tahun itu kemudian menjadi pemimpin badan PBB terbesar yaitu Badan Pembangunan PBB (UNDP).

"Dia adalah orang terbaik untuk pekerjaan itu (sekjen PBB)," kata PM Selandia Baru John Key, penerus Helen.

Key menyebut, pendahulunya itu adalah seorang pemimpin yang sudah teruji dan terbukti kehandalannya.

"Tak hanya selama menjabat perdana menteri saja, sepanjang hidupnya Helen mendedikasikan diri untuk politik luar negeri," tambah Key.

Dilahirkan dari keluarga petani di Pulau Utara, keterlibatan Helen dalam politik dimulai lewat aksi-aksi unjuk rasa menentang Perang Vietnam.

Dia juga dikenal menentang tur tim rugby Afrika Selatan yang saat itu masih menerapkan politik apartheid.

Helen pertama kali terpilih menjadi anggota parlemen pada 1981 dan dengan cepat karier politiknya melejit.

Dia menjadi wakil perdana menteri pda 1989 ketika pemerintah yang dikuasai Partai Buruh kesulitan terkait kebijakan reformasi ekonomi yang kontroversial.

Pemerintahan Partai Buruh berakhir pda 1990 dan Helen mengambil alih kepemimpinan partai pada 1993.

Dia kemudian berjuang mempersatukan sebuah partai yang saat itu mengalami degradasi moral dan terpecah karena sengket ideologi.

Popularitasnya untuk menjadi perdana menteri saat itu hanya dua persen, meski demikian Helen menolak untuk menyerah meski para senior partai memintanya lengser.

Keteguhannya itu terbayar ketika  dia terpilih menjadi perdana menteri pada 1999.

Di masa-masa awalnya, Helen dikritik karena pemerintahannya yang dianggap keras. Namun, perlahan gaya kepemimpinan Helen menjadi lebih moderat dan pragmatis.

Meski demikian Helen tetap berupaya menjadi independen. Dia menentang Australia, Inggris dan AS saat menolak mengirimkan pasukan ke Irak.

Dengan dukungan rakyatnya, Helen sukses menjaga Selandia Baru tetap menjadi negara yang bebas dari nuklir, yang pertama kali digagas PM David Lange pada 1984.

Sejumlah keputusan Helen yang teguh itu membuat hubungan Selandia Baru dan AS sempat menjadi "hambar".

Saat ditanya soal prestasinya sebagai perdana menteri, Helen hanya mengutip kata-kata Nelson Mandela, inspirasinya dalam dunia politik.

"Saya yakin sebagai perdana menteri saya sudah berkontribusi menciptakan Selandia Baru yang adil dan menjadi tempat yang baik untuk hidup," ujar Helen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com