Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Alutsista China yang Patut Ditakuti Amerika Serikat

Kompas.com - 19/02/2016, 12:00 WIB
KOMPAS.com - Bukan mustahil, dua kekuatan adidaya dunia, AS dan China, suatu saat akan terlibat dalam perang terbuka.

Kendati masih di atas angin, inilah delapan alasan kenapa Washington harus waspada terhadap kekuatan militer China

Chengdu J-20
Chengdu J-20 adalah rival terbesar F-22 Raptor milik AS. Kedua pesawat sama-sama memiliki daya jelajah tinggi dan memiliki kemampuan terbang siluman alias tidak terdeteksi radar.

Kendati baru tahap pengembangan, J-20 diyakini akan memberikan keunggulan udara buat militer China di Laut China Selatan.

Dong-Feng 26
Berapa pun banyaknya kapal induk yang dimiliki Amerika Serikat, tidak satu pun berguna jika menghadapi peluru kendali yang satu ini.

Dong-Feng 26 dikembangkan sebagai rudal antar benua yang melesat dengan kecepatan Mach 10. Varian sebelumnya, DF-21, bahkan oleh militer AS dijuluki sebagai "pembunuh kapal induk."

Berdaya jelajah 4000 km, DF-26 diyakini mampu menyerang pangkalan militer AS di Guam.

Roket Hipersonik WU-14
Sejak beberapa tahun China serius mengembangkan senjata hypersonic layaknya X-51A yang dimiliki militer AS.

Puncaknya adalah empat ujicoba yang dilakukan militer China antara 2014-2015, tiga di antaranya berlangsung sukses.

Tidak banyak yang diketahui tentang WU-14 atau Dong-Feng DZ, kecuali bahwa pesawat berkecepatan 12.000km per jam itu mampu membawa hulu ledak nuklir.

via DEUTSCH WELLE Dong-Feng 26 dikembangkan sebagai rudal antar benua yang melesat dengan kecepatan Mach 10.
Kapal Induk Liaoning
Awalnya Liaoning adalah kapal induk Uni Sovyet kelas Admiral Kuznetsov yang dibeli dengan dalih akan dijadikan tempat perjudian oleh seorang pengusaha Macau.

Ukraina saat itu melarang kapalnya digunakan untuk keperluan militer. Tapi alih-alih hotel judi, kapal bernama awal Warjag itu malah menjadi kapal induk pertama China.

Berbekal pengalaman dengan Liaoning, China kini mengincar kapal induk kedua.

Tank Tempur Utama T99A2
Memasuki generasi ketiga, tank tempur T99 teranyar milik China dilengkapi dengan berbagai persenjataan dan teknologi modern, seperti peluru kendali anti tank yang dipandu laser.

Dikembangkan sejak 2007, T99A2 mulai diproduksi secara massal tahun 2009. Analis militer menilai T99A2 banyak meniru desain tank Perancis, Leclerc, atau M1 Abrams milik militer Amerika Serikat.

via DEUTSCH WELLE Saat ini China memiliki tiga jenis kapal amfibi tipe 071. Ketiganya mampu mengangkut satu batalyon pasukan infanteri, 18 kendaraan lapis baja dan dilengkapi dengan ajungan pendaratan untuk helikopter atau juga hoovercraft.
Kapal Angkut Amfibi Tipe 071
Melindungi wilayah perairan seperti Laut China Selatan akan mustahil tanpa keberadaan kapal angkut amfibi.

Saat ini, China memiliki tiga jenis kapal amfibi tipe 071. Ketiganya mampu mengangkut satu batalyon pasukan infanteri, 18 kendaraan lapis baja dan dilengkapi dengan ajungan pendaratan untuk helikopter atau juga hoovercraft.

Rudal Anti Satelit
Januari silam Kongres AS mewanti-wanti pemerintah ihwal kemampuan China menghancurkan satelit militer.

Sejak beberapa tahun terakhir Beijing memang diyakini sedang sibuk memodifikasi sistem peluru kendalinya seperti Dong-Neng 2 atau Dong-Feng 21 untuk membidik satelit.

AS khawatir China akan mampu menghancurkan sistem satelit navigasi miliknya yang penting untuk mengumpulkan data intelijen.

PLA Unit 61398
Bermarkas di Pudong, unit militer yang satu ini menjadi sumber serangan cyber terhadap aset ekonomi dan militer AS dalam beberapa tahun terakhir.

China meyakini kedigdayaan di dunia maya akan menentukan perang masa depan. Serangan cyber terhadap aset sipil seperti pembangkit listrik misalnya akan berakibat fatal.

Unit 61398 ditengarai cuma satu dari 20 unit militer cyber yang dimiliki China saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com