Dana Anak-anak PBB (Unicef) hari Senin (21/12/2015) menyatakan, 2.000 lebih sekolah di seluruh Nigeria, Kamerun, Chad, dan Niger tutup sejak awal pemberontakan Boko Haram yang membuat kawasan itu tidak stabil dan menyebabkan jutaan orang kehilangan tempat tinggal.
Manuel Fontaine, Direktur Unicef kawasan Afrika Barat dan Tengah, menyatakan, konflik itu merupakan pukulan keras bagi pendidikan di kawasan tersebut. Kekerasan membuat banyak anak berhenti sekolah lebih dari satu tahun dan menempatkan mereka dalam risiko putus sekolah.
Meskipun dalam beberapa bulan terakhir Unicef telah membantu ratusan sekolah buka kembali di Nigeria timur laut, ketidakamanan dan kekhawatiran atas kekerasan menghalangi banyak guru untuk melanjutkan kembali kelas dan membuat orangtua enggan mengirim anak-anak mereka kembali ke sekolah.
Di Nigeria saja, sekitar 600 guru tewas dalam enam tahun pemberontakan yang dilancarkan Boko Haram.
Fontaine mengatakan, sekolah-sekolah menjadi target serangan sehingga anak-anak takut kembali ke sekolah. Namun, semakin lama mereka tidak bersekolah, semakin besar risiko disiksa, diculik, atau direkrut oleh kelompok-kelompok bersenjata.
Boko Haram sebagian besar berbasis di Nigeria timur laut, tetapi kelompok militan itu tahun ini meningkatkan serangannya, mendirikan kamp-kamp dan melancarkan serangan-serangan di negara tetangga Kamerun, Chad, dan Niger dalam upayanya untuk mendirikan kekhalifahan Islam.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.