Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai Melor Terjang Filipina, Ratusan Ribu Orang Mengungsi

Kompas.com - 15/12/2015, 12:54 WIB
MANILA, KOMPAS.com - Sekitar 750.000 penduduk dievakuasi dari rumah mereka di kawasan tengah Filipina guna menghindari ancaman Badai Melor yang telah menyebabkan banjir dan angin kencang.

Badai Melor, yang mendapat sebutan Badai Nona di Filipina, membawa angin berkecepatan 140 kilometer per jam di sisi timur laut Pulau Romblon. Badai tersebut kemudian melemah dan bergerak ke barat, sekitar 40km dari pulau itu.

Kendati melemah, ancaman badai masih nyata. Aparat Filipina memperingatkan bahwa angin kuat dapat membuat ombak naik setinggi empat meter, meniup atap-atap seng, dan merontokkan pohon. Lebih jauh, hujan deras yang turun di area seluas 300 kilometer dapat memicu banjir dan longsor.

Guna meminimalisasi jumlah korban, para warga diperintahkan meninggalkan rumah mereka.

Di Provinsi Albay, yang terletak sebelah tenggara Pulau Luzon, sekitar 600.000 orang dievakuasi mengingat banjir bisa mengakibatkan lereng Gunung Berapi Mayon longsor. Kemudian, sebanyak 130.000 orang turut dievakuasi dari rumah mereka di Provinsi Sorgoson sebelah selatan Albay.

Seorang fotografer kantor berita AFP yang berada di Kota Legazpi, Provinsi Albay, mengatakan warga membawa tas berisi baju dan botol air. Mereka menumpang truk-truk tentara di tengah suara alarm evakuasi.

“Seluruh provinsi kini menjadi kota hantu. Kita menutup semuanya. Tiada sekolah dan kantor yang buka,” kata Gubernur Provinsi Albay, Joey Salceda, kepada stasiun televisi ABS-CBN.

Secara total, Alexander Pama selaku direktur eksekutif Badan Nasional Pengurangan Risiko Filipina mengatakan hampir 800.000 orang dipindahkan ke tempat-tempat pengungsian.

Akibat Badai Melor, lanjut Pama, pasokan listrik ke enam provinsi pun terputus.

Sedikitnya 20 badai melintasi Filipina setiap tahun. Pada 2013, Badai Haiyan menerjang kawasan tengah Filipina sehingga menewaskan lebih dari 6.300 orang dan menyebabkan 1,4 juta orang kehilangan rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com