Phoebe Hettinger digigit oleh dua ekor anjing milik David Mark Birnie di sebuah toko pada Desember 2014.
Di persidangan, Birnie mengatakan, dia pikir kedua anjing miliknya akan baik-baik saja dengan anak-anak ketika Phoebe berlutut untuk mengelusnya.
Foto-foto yang diambil ibu Phoebe, Donna, setelah putrinya diserang oleh anjing-anjing itu menunjukkan wajah putrinya bersimbah darah dan sobek di beberapa bagian.
Setelah melalui masa persidangan yang panjang, akhirnya hakim magistrasi, Beth Campbell, sepakat untuk membacakan pernyataan dampak terhadap korban.
Namun, dia mengatakan, di persidangan, dirinya tidak bisa memberikan kompensasi apa-apa kepada keluarga anak tersebut.
"Dampak yang ditanggung keluarga ini sangat signifikan,” kata hakim Campbell.
Namun, Campbell mengatakan di pengadilan bahwa dia hanya bisa menjatuhkan denda ringan kepada Birnie, yakni sebesar 1.000 dollar Australia atau setara Rp 10 juta.
Di luar gedung pengadilan, kedua orangtua korban mengaku marah dan kecewa dengan keputusan ini.
Hettinger mengaku anaknya mengalami ketakutan sepanjang hidupnya sejak serangan itu.
"Kami diberi tahu bahwa dia bisa melakukan operasi wajah nanti ketika dia lebih besar jika memang dibutuhkan. Namun, kejadian ini telah berdampak sangat besar bagi diri anak kami. Dia sebelumnya terbiasa saya tinggal kerja sejak berusia 12 bulan, tetapi setelah serangan itu, dia selalu histeris setiap saya mau tinggal berkerja."
Donna Hettinger juga mengatakan, sebelum serangan, anaknya terbiasa mendengarkan musik sebelum tidur pada malam hari. Namun, kini anaknya hanya bisa tertidur jika kami menemaninya tidur di kamar.
Sejak serangan itu, Phoebe rutin menjalani konsultasi dengan psikolog.
Hettinger dan suaminya, Michael, juga mengaku sangat kecewa terhadap polisi yang tidak bertindak cepat.
Serangan ini terjadi setelah diberlakukannya revisi UU mengenai serangan anjing di wilayah Canberra. Sanksi denda atas serangan ini ditingkatkan dua kali lipat menjadi 14.000 dollar Australia.
"Kami sangat dikecewakan oleh UU ini, tahun lalu kita merilis UU yang diklaim akan membedakan antara serangan biasa dan serangan yang menyebabkan luka serius," kata Hettinger.