Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota New York Larang Penggunaan "Styrofoam"

Kompas.com - 01/07/2015, 14:01 WIB

"Busa polystyrene bekerja seperti spons yang mencemari dan membawa kotoran terburuk dari laut," kata McCaulet. "Lalu, seekor hewan seperti penyu laut datang dan memakannya."

Ini tidak hanya buruk bagi dunia laut saja. EPS juga bisa membahayakan manusia.

"Sangat mengkhawatirkan bagi saya memikirkan bahwa ikan-ikan yang memakan plastik ini bisa kembali dan menjadi santapan kita,” kata McCauley.

Sulit didaur ulang

Sulitnya mendaur ulang EPS adalah alasan utama larangan penggunaannya di kota New York.

Kathryn Garcia, pejabat bidang sanitasi di New York, mengatakan, "Belum terbukti bahwa pendauran ulang styrofoam bisa dilakukan dalam skala besar dan belum terdapat pasaran untuk bahan ini."

Karena proses kimia yang mengubah butiran-butiran polystyrene menjadi EPS, sangat tidak mungkin mengubah sebuah piring EPS, misalnya, menjadi kemasan boks EPS.

"Anda tidak bisa mengambil gelas EPS daur ulang dan membuatnya menjadi cetakan lain karena itu sudah diperbesar," kata Joe Biernacki, profesor teknik kimia di Tennessee Tech University. "Yang Anda butuhkan adalah butiran polystyrene murni."

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah EPS bisa diciutkan kembali dengan biaya minimal.

Salah satu langkah yang telah dicoba adalah pendauran ulang thermal. Dalam proses ini, EPS daur ulang dibakar di pembakaran sampah kota, yang menguapkan karbondioksida dan air. Ini menjadikan EPS bahan bakar yang baik untuk program konversi sampah ke energi yang menggunakan panas.

Walau daur ulang thermal bisa menjadi solusi efektif bagi sampah polystyrene, praktik semacam itu jarang dilakukan karena perlu banyak biaya untuk membawa polystyrene berukuran besar ke pusat daur ulang.

Berdampak pada bisnis

Karena alasan ini, restoran McDonalds berhenti menggunakan EPS sebagai wadah makanan sejak 1990-an dan berhenti total menggunakan EPS pada 2013. Restoran itu mengganti EPS dengan wadah yang berbahan dasar kertas.

Kemudian, restoran Dunkin’ Donuts menemukan bahan lain terbuat dari komponen yang lebih mudah didaur ulang, polypropylene.

Polypropylene adalah bahan berbasis resin atau getah yang sering digunakan jika pengunjung ingin membungkus santapannya. Walau polypropylene lebih mudah didaur ulang dibandingkan polystyrene, biayanya juga lebih mahal.

Astrid Portillo, pemilik restoran Mi Pequeno El Salvador di wilayah Queens, mengatakan, "Saya harus menaikkan harga makanan dan itu adalah hal yang sulit."

Namun, Wali Kota De Blasio berharap tindakannya bisa mengubah itu.

"Bila kota-kota lain di negara ini mencontoh kita dan memberlakukan larangan yang sama, alternatif-alternatif lainnya akan segera muncul dengan biaya lebih rendah," katanya.

Kebijakan pelarangan penggunaan styrofoam di New York telah dilakukan di Oxford, Inggris.

Semua restoran dan warung makanan di kota pelajar itu sekarang diharuskan menggunakan kemasan yang ramah lingkungan atau yang bisa didaur ulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com