Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/05/2015, 18:38 WIB
BANGKOK, KOMPAS.com - Aparat kepolisian yang tengah menyelidiki kasus penyelundupan manusia di wilayah selatan Thailand menemukan lima kuburan massal baru di kamp kedua yang juga diduga berisi jasad para imigran dari Myanmar dan Banglades. Demikian keterangan kepolisian Thailand, Selasa (5/5/2015).

Kamp yang baru ditemukan ini berjarak hanya satu kilometer dari kamp serupa yang ditemukan di lereng sebuah bukit di dalam hutan tak jauh dari perbatasan dengan Malaysia. Di tempat itu, polisi pada akhir pekan lalu menemukan 26 jasad yang dimasukkan ke dalam satu lubang kuburan yang dangkal.

"Kami menemukan kamp kedua kemarin (Senin) malam. Kami juga menemukan lima kuburan namun belum bisa memastikan apakah ada jasad di dalam kelima kuburan itu. Kami kini sedang mencari tahu," jata juru bicara kepolisian Thailand, Prawut Thavornsiri.

Sejumlah kelompok pegiat HAM telah lama menuding pemerintah Thailand menutup mata, dan tak jarang terlibat, dalam praktik penyelundupan manusia.

Akibat tuduhan itu, pemerintah junta militer Thailand melakukan sejumlah operasi untuk memberantas penyelundupan manusia dalam beberapa bulan terakhir dan menangkap sejumlah pejabat yang terlibat dalam praktik ini.

Namun, penemuan puluhan jasad imigran ini memberikan gambaran nyata besarnya bahaya yang dihadapi para imigran yang mencoba meninggalkan penindasan atau kemiskinan di negeri asalnya.

Setiap tahun puluhan ribu orang Muslim Rohingya dari Myanmar dan Banglades melakukan perjalanan berbahaya lewat laut menuju ke Thailand selatan, sebuah wilayah yang dikenal sebagai jalur penyelundupan manusia.

Dari Thailand selatan, para imigran gelap Rohingya itu biasanya kemudian dibawa para penyelundup manusia masuk ke wilayah Malaysia dan beberapa lainnya diarahkan ke Australia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com