Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/09/2014, 07:17 WIB

KOMPAS.com - Kota Pelabuhan Incheon, Korea Selatan, sedang bersolek untuk menjadi tuan rumah Asian Games 2014. Namun, kekhawatiran diam-diam sedang menggelayuti kota ini, mengantisipasi apa yang akan terjadi setelah "pesta" usai, belajar dari beragam kesempatan hajatan besar lain.

Selain kekhawatiran akan potensi utang untuk mengongkosi hajatan olahraga regional ini, Asian Games di Incheon juga menjadi "latihan" yang mahal bagi penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin 2018 di kota resor ski Pyeongchang, maupun bagi negara lain yang bakal jadi penyelenggara kegiatan serupa, tak terkecuali Indonesia.

Ada pertaruhan di antara kedua momen olahraga besar itu. Incheon bisa menjadi model untuk hajatan di Pyeongchang. Namun, Incheon juga bisa menjadi peringatan bagi Pyeongchang. Pun bagi negara lain, termasuk Indonesia.

Penjamu 10.000 "tamu"

Pekan depan, kota pelabuhan tua ini akan menjamu 10.000 tamu. Namun, utang menjadi mendung kelabu yang menggelayuti Incheon.

Di antara 6 kota metropolitan di Korea Selatan, Incheon merupakan kota dengan angka utang terbesar. Memburuknya keuangan kota ini ditimpakan pada tudingan pemborosan untuk persiapan Asian Games 2014, termasuk pembangunan jalur kereta bawah tanah baru di sana.

Para politisi, tak terkecuali Wali Kota Incheon Yoo Jeong-bok, mengatakan hanya keuntungan jangka panjang dari bidang pariwisata yang bakal bisa meringankan tanggungan beban biaya ini. Maka, Incheon pun sibuk mempromosikan diri sebagai tujuan wisata dunia.

Namun, tetap saja pertanyaan tak begitu saja sirna, menelisik bagaimana bila utang kota tetap membengkak saat hajatan kompetisi usai dan beragam fasilitas baru yang ada tak lagi digunakan.

Incheon, kota di sisi barat ibu kota Seoul, merupakan kota ketiga terbesar di Korea Selatan. Populasi kota ini mencapai 3 juta jiwa. Inilah kota yang menjadi tempat pendaratan berani dari pasukan amfibi, yang mengubah hasil Perang Korea pada 1950-1953.

Pernah menjadi kota industri yang suram, kota ini sekarang punya Bandar Udara Internasional Incheon, salah satu bandara tersibuk di dunia. Kota ini pun kini punya kawasan bisnis ultramodern Songdo, yang akan menjadi penghubung kawasan perdagangan baru di atas tanah reklamasi.

Penyelenggara Asian Games berharap setidaknya 200.000 orang melihat ajang kontestasi olahraga ini. Stadion utama yang dipakai merupakan salah satu dari 17 lokasi baru yang khusus dibangun untuk penyelenggaraan Asian Games XVII.

Upaca pembukaan dan penutupan dibesut oleh sutradara film Korea Selatan, Im Kwon-taek. Tampil di dalamnya adalah jajaran artis top tak hanya dari Korea Selatan, seperti penyanyi opera Sumi Jo, pianis China, Yang Yang; dan rapper Psy.

"Asian Games akan menjadi kesempatan yang baik untuk mengangkat negara yang berduka karena insiden feri Sewol," aku Presiden Komite Olimpiade Korea, Kim Jung-haeng. Insiden yang dia maksud adalah tenggelamnya kapal feri pada April 2014 yang menewaskan lebih dari 300 orang.

Kim menambahkan, menjadi tuan rumah ajang setara Asian Games ini akan membantu Korea menyiapkan diri untuk Olimpiade Pyeongchang. Panitia penyelenggara olimpiade musim dingin itu sekarang sudah berada di Incheon untuk melihat bagaimana segala hal dipersiapkan dan dijalankan, termasuk penanganan beragam fasilitas mahal setelah akhir permainan.

Korea Selatan adalah tuan rumah Olimpiade Seoul pada 1988, tuan rumah bersama Jepang untuk Piala Dunia 2002, tuan rumah Asian Games 1986 di Seoul, serta tuan rumah Asian Games 2002 di Busan. Setiap catatan tahun itu oleh pemerintahnya menjadi momentum peningkatan kemakmuran ekonomi nasional dan pengaruh internasional.

Setelah pesta usai?

Tantangan yang menghadang adalah apa yang akan dilakukan setelah kontestasi rampung dengan beragam fasilitas mahal bertebaran. Pertanyaan ini mencuat dari rentetan pengalaman menjadi tuan rumah beragam ajang internasional tersebut.

Kota Seoul, misalnya, harus keluar ongkos 20 miliar won, setara 19,59 juta dollar AS atau Rp 226 miliar selama tiga tahun terakhir untuk merawat Stadion Olimpiade Seoul, lapangan utama Olimpiade 1988 yang sekarang jarang dipakai lagi.

Lalu, Kota Yeongnam di tenggara Korea Selatan, juga harus "membuang" 190 miliar won, setara 185,34 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,1 triliun, pada 2010. Kota ini menjadi tuan rumah Formula Satu Grand Prix Korea, yang mulai musim tahun ini tak lagi digelar karena perselisihan dengan manajemen Formula One terkait biaya tuan rumah.

Incheon pun tak lepas dari kelindan persoalan yang sama. Tawaran menjadi tuan rumah Asian Games XVII diterima kota ini pada 2007. Namun, pada 2012, wali kota Incheon pada saat itu, Song Young-gil mengancam akan melepaskan hak kota ini menjadi tuan rumah bila pemerintah pusat tak membantu pendanaan.

Total biaya untuk Incheon bersiap menjadi tuan rumah Asian Games 2014 ini mencapai 2,11 triliun won, setara 2,05 miliar dollar AS atau Rp 23,6 triliun. Incheon tetap menjadi tuan rumah setelah pemerintah Seoul bersedia menambah "urunan" biaya, sekalipun tetap saja Incheon menanggug 70 persen tagihan.

Rencananya, Incheon akan menjadikan sejumlah stadion yang dipakai untuk pertandingan di Asian Games ini menjadi gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan bioskop multipleks begitu "pesta" usai.

Meski demikian, para pengritik mengingatkan bahwa tuan rumah Olimpiade Montreal pada 1976 butuh waktu 30 tahun untuk menutup biaya penyelenggaraan ajang olahraga itu. Perhitungan serupa dialami oleh Athena di Yunani dan Beijing China. 

Kim mengakui, tolok ukur keberhasilan Asian Games kali ini adalah bila mampu menghindarkan penyelenggaranya dari defisit. Sayangnya, penjualan tiket pun berjalan lambat. Target yang dipatok panitia adalah 70 persen tiket ludes sebelum pembukaan tetapi hingga sepekan sebelum pembukaan baru 30 persen tiket terjual.

Semua "drama" Korea ini sebentar lagi seharusnya menjadi pemikiran pula di Indonesia, calon tuan rumah acara serupa pada 2018. Asian Games XVIII seharusnya berlangsung pada 2019, tetapi maju satu tahun menjadi 2018 dengan pertimbangan 2019 merupakan tahun pemilu di Indonesia. Sudah bersiap sebagaiman Pyeongchang.

(ANN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com