"Pada malam 19 April, para mujahidin menyergap sebuah konvoi angkatan darat di wilayah Iboudrarene. Sebanyak 30 prajurit tewas dan terluka, beberapa dari mereka terluka parah," kata sebuah pernyataan yang diunggah ke internet.
Saat itu, kata seorang sumber keamanan, para pejuang AQIM yang bersembunyi di Iboudrarene, sebelah timur ibu kota Algiers, menyergap konvoi militer itu dan menewaskan 11 orang prajurit dan melukai lima orang lainnya.
Konvoi militer itu tengah dalam perjalanan kembali ke barak setelah membantu pengamanan pemilu, termasuk bentrokan antara polisi dan para aktivis anti Presiden Abdelaziz Bouteflika di Kabliye.
Serangan itu merupakan yang paling mematikan terhadap militer Aljazair dan terjadi dua hari setelah Presiden Abdelaziz Bouteflika terpilih kembali untuk masa jabatan keempatnya.
Presiden berusia 77 tahun yang bahkan memberikan suaranya sambil duduk di kursi roda itu telah lama dianggap sebagai pemimpin yang mampu menumbuhkan stabilitas di Aljazair seusai perang saudara pada 1990-an.
Serangan terbesar sebelumnya terjadi pada April 2011, saat 10 prajurit tewas saat pos militer di Azazga, sebelah timur kota Tizi Ouzou diserang kelompok militan Islam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.