Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Keajaiban" di Maraton Boston

Kompas.com - 23/04/2014, 05:44 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Dua penyelamat datang. Mike Johnson (47) datang lebih dulu. Pelari dari Stillwater, Minnesota, ini sudah berpengalaman dengan 20 maraton tapi baru dua kali mengikuti Maraton Boston. Kali pertama dia mengikuti maraton ini adalah tahun lalu, saat dia berhenti tak lebih dari 1 kilometer dari lokasi bom yang meledak.

Pada tahun ini, Johnson sudah bertekad menyelesaikan Maraton Boston. Tekad Johnson sudah mendekati kenyataan. Dia berlari melipir ke kiri, bertukar tos dengan sebanyak mungkin penonton, berbagi keberhasilan tekadnya. Sampai, tak sampai 1 kilometer sebelum garis finis dia melihat tiga orang yang berbagi bahu dan kaki berjuang menyelesaikan perlombaan.

Dekat di belakang Johnson, Kathy Goodwin berlari mendekat. Akuntan dari Seattle ini menyisir sisi kiri jalan semakin mendekati finis. Dia sudah lurus saja berlari tetapi tiba-tiba berbalik badan, menghadap ke tiga orang yang sedang berbagi bahu dan Johnson. "Apa yang bisa saya bantu?" tanya Goodwin.

Seperti orang-orang itu, Goodwin juga sedang menjalani maraton yang menyedihkan. Dia kecapekan dan waktunya tak mengesankan. "Ini adalah yang paling sulit aku jalani dan aku hanya bisa membayangkan betapa sulitnya yang dijalani pelari yang kehabisan energi itu."

Maka, Goodwin mengaku memutuskan dia hanya akan menyelesaikan maratonnya bila orang-orang ini juga menyentuh garis finis. "Mari kita ambil kakinya," ujar Goodwin, tak ingat siapa yang mengatakan hal itu. Sontak, Johnson meraih kaki kanan lelaki itu dan Goodwin mengangkat kaki kiri orang yang sama. "Tahun ini, semua orang ini harus menyelesaikan lomba," tekad Goodwin.

Beberapa puluh meter menjelang finis, lelaki yang kehabisan tenaga tersebut memohon pada empat orang "tim" dadakannya. "Biarkan aku berjalan. Biarkan aku berjalan menuju finis. Aku harus menyelesaikan ini (di atas kakiku) sendiri," ujar dia meski badannya benar-benar sudah kepayahan.

Saat kerumunan para penonton berseru-seru menyuarakan dukungan pada kelima pelari tersebut, Meyer, Grove, Johnson, dan Goodwin menurunkan lelaki itu. "Kami membuat keputusan," kenang Meyer. "Mari kita menurunkannya. Mari kita biarkan dia berjalan sendiri," ujar dia. Maka, masing-masing dari lima pelari ini menyelesaikan Maraton Boston.

Sejenak dipersatukan oleh kepayahan yang sebenarnya juga sama-sama mereka rasakan, empat orang baik ini tak lagi berbicara dengan pelari yang kehabisan energi tersebut. Petugas medis sudah langsung merengkuh lelaki itu dan memberikan perawatan.

Meyer, Grove, Johnson, dan Goodwin juga tak bertukar kata begitu menyelesaikan maraton. "Sebenarnya, memang hampir tak ada percakapan yang sesungguhnya saat itu," kenang Grove. "Wanita muda itu (Goodwin) memandang saya, dan saya menatap dia, lalu kami bertukar meletakkan tangan kami di bahu dan tersenyum. (Tapi) kami tak pernah mengatakan sepatah kata pun."

Tertegun dan kelelahan, Johnson tersandung ketika mendekati tenda medis. "Aku benar-benar kehilangan mereka. Aku menangis. Aku hanya terus menunduk. Ketika aku melihat ke atas, semua orang itu sudah pergi."

Maraton Boston, 21 April 2014, benar-benar membuktikan pada dunia. Peristiwa dua peledakan di dekat garis finis pada maraton setahun lalu tak menyurutkan sedikit pun jumlah peserta lomba pada tahun ini. Lima pelari ini, menjadi satu lagi bukti tentang arti Maraton Boston yang sesungguhnya.

Ini kisah empat pelari yang membantu satu pelari lain yang nyaris roboh, hingga bersama-sama menyelesaikan Maraton Boston. Inilah heroisme, ketangguhan, kebaikan hati. "Keajaiban" Maraton Boston.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com